Pemerintahan Taliban di Afghanistan menjalankan operasi total melawan opium. Unit anti narkotika Taliban menyisir wilayah dan menghancurkan ladang-ladang opium.
Dilansir BBC, Sabtu (10/6/2023), Abdul memukul kucup bunga Poppy dengan tongkat besar di tangan kanannya, sambil menyeimbangkan senapan serbu AK-47 yang tersimpan di baru kirinya. Bau opium mentah keluar dari batang dan getah kuncup Poppy yang berterbangan ke udara.
Dalam beberapa menit, Abdul dan puluhan laki-laki lainnya membumihanguskan tanaman-tanaman poppy yang memenuhi sepetak kebun kecil itu.
Pria bersenjata dengan shalwar kemeez, berjanggut, dan mata bercelak, naik ke belakang truk pikap dan pergi ke kebun opium selanjutnya. Mereka adalah anggota unit anti-narkotika Taliban di Provinsi Nangarhar, Afghanistan timur.
Perintah Pemimpin Taliban Hancurkan Sumber Opium
Pada April 2022, pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada, melarang keras penanaman Poppy. Mereka yang melanggar akan dihancurkan kebunnya dan dihukum berdasarkan syariah.
Seorang juru bicara Taliban mengatakan kepada BBC mereka menerapkan larangan itu karena efek mudarat opium - yang diambil dari kapsul biji poppy - dan karena melanggar keyakinan agama mereka.
Diketahui, Afghanistan pernah memproduksi lebih dari 80 persen opium dunia. Hebatnya, heroin yang dibuat dari opium Afghanistan menyumbang 95% pasar di Eropa.
Terjadi penurunan besar pertumbuhan opium di provinsi-provinsi penghasil utama opoium. Seorang pakar mengatakan budidaya tahunan bisa turun 80% dari tahun lalu.
Tanaman gandum, yang harganya lebih murah, telah menggantikan bunga poppy di ladang-ladang - dan banyak petani berkata mereka kehilangan banyak pendapatan.
Ladang Opium Berkurang
Keputusan Taliban tidak diterapkan pada panen opium tahun 2022, yang menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) meningkat sepertiganya sepanjang tahun 2021.
Namun tahun ini sangat berbeda. Bukti yang dilihat di lapangan didukung oleh citra yang diambil dari atas.
David Mansfield, pakar terkemuka dalam perdagangan narkoba Afghanistan, bekerja sama dengan Alcis sebuah perusahaan Inggris yang berspesialisasi dalam analisis satelit.
"Kemungkinan besar budidaya opium tahun akan kurang dari 20% budidaya tahun 2022. Skala pengurangan ini tidak pernah terjadi sebelumnya," ujarnya.
Banyak petani telah mematuhi larangan itu. Selain itu, Taliban telah menghancurkan tanaman mereka yang tidak mematuhinya.
Toor Khan, komandan unit patroli Taliban mengatakan bahwa dia dan anak buahnya sudah hampir lima bulan menghancurkan ladang-ladang opium, dan telah menghancurkan puluhan ribu hektare tanaman.
"Kamu menghancurkan ladangku, Tuhan menghancurkan rumahmu," teriak seorang perempuan yang marah pada unit Taliban itu saat mereka memusnahkan ladang opiumnya di Nangarhar.
"Aku sudah memberitahumu pagi ini untuk menghancurkannya sendiri. Kamu tidak melakukannya, jadi sekarang aku harus melakukannya," balas Toor Khan. Wanita itu lalu masuk ke dalam rumahnya.
Selanjutnya: Banyak penduduk menolak pembersihan.
Simak juga 'Saat Pertemuan Jokowi-Presiden Iran: Dukung Palestina-Atasi Krisis Afghanistan':
(aik/aik)