Rusia memberikan komentar atas laporan media soal Amerika Serikat (AS) mengetahui rencana Ukraina untuk meledakkan pipa gas Nord Stream di Laut Baltik tahun lalu. Moskow menyebutnya sebagai bagian dari upaya terkoordinasi Barat untuk membuat dunia bingung atas kebenaran yang sesungguhnya.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (7/6/2023), laporan media terkemuka AS The Washington Post pada Selasa (6/6) dengan mengutip informasi intelijen yang bocor secara online menyebut bahwa Badan Intelijen Pusat AS (CIA) mengetahui sejak Juni tahun lalu, melalui badan intelijen Eropa, bahwa tim operasi khusus Ukraina berencana meledakkan pipa bawah laut yang menyalurkan gas dari Rusia ke Jerman itu.
Laporan The Washington Post, yang juga mengutip sejumlah pejabat yang tidak disebut namanya, menyatakan bahwa setelah CIA mengetahui dugaan rencana sabotase pipa Nord Stream, otoritas AS memberitahu sekutu-sekutunya, termasuk Jerman, soal hal itu.
Tanggapan atas laporan itu disampaikan oleh Kedutaan Besar Rusia di Washington DC, melalui salah satu diplomatnya yang bernama Andrey Ledenev.
"Kampanye terkoordinasi dari Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, untuk membingungkan masyarakat internasional telah dijahit dengan benang putih," sebut Ledenev dalam pernyataan yang diposting pada saluran Telegram milik Kedutaan Besar Rusia.
"Alasan untuk teori-teori dan sejumlah versi yang menyebar luas, dengan didukung oleh data 'rahasia' yang terkenal dari komunitas intelijen lokal, adalah sesederhana hal-hal yang dangkal," imbuhnya.
Sejumlah ledakan bawah laut memicu kebocoran pada pipa gas Nord Stream 1 dan pipa gas Nord Stream 2 yang baru selesai dibangun untuk menghubungkan Rusia dan Jerman melintasi Laut Baltik pada September 2022.
Lihat Video 'Penampakan Jebolnya Bendungan Kakhovka di Ukraina':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/ita)