Amerika Serikat (AS) sedang melacak balon pengintai yang dicurigai milik China di atas wilayah mereka. Departemen Pertahanan AS atau Pentagon telah melacak balon itu beberapa hari.
Dilansir CNN, Jumat (3/2/2023), Pentagon telah melacak balon tersebut saat melintasi Amerika Serikat bagian utara.
"Kami yakin bahwa balon pengintai ketinggian tinggi ini milik China. Contoh aktivitas ini telah diamati selama beberapa tahun terakhir, termasuk sebelum pemerintahan ini," kata Juru Bicara Pentagon Jenderal Patrick Ryder.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, Jumat (3/2/2023):
- Putin Bandingkan Konflik Ukraina dengan Perang Lawan Nazi!
Presiden Rusia Vladimir Putin memanfaatkan peringatan Perang Dunia II untuk meraup dukungan bagi operasi militer di Ukraina. Putin bahkan membandingkan perang melawan invasi Nazi Jerman saat Perang Dunia II silam dengan perang yang saat ini dijalani pasukan Moskow di Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Jumat (3/2/2023), Putin juga kembali melemparkan isyarat bahwa Rusia bisa saja menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina.
Diketahui bahwa Putin menggunakan Perang Dunia II untuk mempromosikan agenda politiknya dalam beberapa tahun terakhir. Sementara Kremlin berupaya memberikan status kultus untuk kemenangan Moskow dalam apa yang disebutnya sebagai Perang Patriotik Hebat.
Saat berada di Volgograd untuk menghadiri peringatan 80 tahun kemenangan Uni Soviet dalam Pertempuran Stalingrad, yang dicapai dengan biaya sangat besar, Putin berusaha meningkatkan dukungan untuk invasinya ke wilayah Ukraina.
- Sempat Ragu, AS Akhirnya Akan Kirim Rudal Jarak Jauh ke Ukraina
Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan paket bantuan militer terbaru senilai US$ 2,2 miliar (Rp 32,7 triliun) untuk Ukraina. Bantuan terbaru itu diperkirakan akan mencakup rudal jarak jauh yang sebelumnya sempat ragu untuk dikirimkan ke Ukraina karena kekhawatiran akan digunakan menyerang langsung wilayah Rusia.
Seperti dilansir CNN dan Associated Press, Jumat (3/2/2023), sejumlah pejabat senior AS yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa paket bantuan militer terbaru AS itu akan mencakup komitmen mengirimkan Bom Diameter Kecil yang diluncurkan dari darat, jenis rudal yang memiliki jangkauan 144 kilometer.
Meskipun pasokan rudal itu akan menggandakan jangkauan persenjataan Ukraina dalam melawan invasi Rusia, namun paket bantuan militer terbaru itu tidak akan mencakup rudal jenis ATACMS, dengan jangkauan lebih dari 321 kilometer, yang sejak lama diinginkan oleh Kiev.
- Mesin Rusak, Boeing 737-800 Air India Express Putar Balik ke Abu Dhabi
Penerbangan Air India Express dari Abu Dhabi ke India terpaksa kembali ke bandara Uni Emirat Arab (UEA) tersebut setelah salah satu mesin pesawat mengalami kerusakan pada hari Jumat (3/2).
Dilansir Al-Arabiya, Jumat (3/2/2023), otoritas penerbangan India, Direktorat Jenderal Aviasi Sipil mengatakan seperti dikutip media India, ANI, pesawat Boeing 737-800 yang beroperasi antara Abu Dhabi dan Kozhikode, di negara bagian Kerala, India harus kembali ke bandara Abu Dhabi karena mesin No.1 mati pada ketinggian 1.000 kaki.
Penerbangan mendarat dengan selamat dengan semua 184 penumpang. Maskapai India itu mengatakan "hambatan teknis" telah menyebabkan pesawat kembali ke bandara, menurut laporan Hindustan Times.
"Peristiwa ini telah dilaporkan ke pihak berwenang sesuai protokol, dan pengaturan alternatif sedang dibuat untuk para tamu. Kami menyesali ketidaknyamanan yang ditimbulkan pada tamu-tamu kami di pesawat," demikian pernyataan Air India seperti dilaporkan Hindustan Times.
- Heboh Balon Mata-mata Terbang di AS, Ini Kata China
Pemerintah China mengatakan bahwa pihaknya sedang bekerja untuk memverifikasi fakta seputar klaim Amerika Serikat bahwa Beijing menerbangkan balon mata-mata di atas wilayahnya. China pun mengingatkan untuk tidak membesar-besarkan hal tersebut.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (3/2/2023), Departemen Pertahanan AS atau Pentagon pada Kamis (2/2) waktu setempat mengatakan sedang melacak balon mata-mata China yang terbang tinggi di atas wilayah barat laut Amerika Serikat. Ini menghidupkan kembali ketegangan antara kedua negara, hanya beberapa hari menjelang kunjungan langka ke Beijing oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
"Verifikasi sedang dilakukan atas laporan tersebut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning pada wartawan. Dia menambahkan bahwa "sampai faktanya jelas, membuat dugaan dan membesar-besarkan masalah tidak akan membantu menyelesaikannya dengan benar".
- Pentagon Lacak Balon Mata-mata Diduga Milik China yang Masuk ke AS
Amerika Serikat (AS) sedang melacak balon pengintai yang dicurigai milik China di atas wilayah mereka. Departemen Pertahanan AS atau Pentagon telah melacak balon itu beberapa hari.
Dilansir CNN, Jumat (3/2/2023), Pentagon telah melacak balon tersebut saat melintasi Amerika Serikat bagian utara.
"Kami yakin bahwa balon pengintai ketinggian tinggi ini milik China. Contoh aktivitas ini telah diamati selama beberapa tahun terakhir, termasuk sebelum pemerintahan ini," kata Juru Bicara Pentagon Jenderal Patrick Ryder.