Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan paket bantuan militer terbaru senilai US$ 2,2 miliar (Rp 32,7 triliun) untuk Ukraina. Bantuan terbaru itu diperkirakan akan mencakup rudal jarak jauh yang sebelumnya sempat ragu untuk dikirimkan ke Ukraina karena kekhawatiran akan digunakan menyerang langsung wilayah Rusia.
Seperti dilansir CNN dan Associated Press, Jumat (3/2/2023), sejumlah pejabat senior AS yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa paket bantuan militer terbaru AS itu akan mencakup komitmen mengirimkan Bom Diameter Kecil yang diluncurkan dari darat, jenis rudal yang memiliki jangkauan 144 kilometer.
Meskipun pasokan rudal itu akan menggandakan jangkauan persenjataan Ukraina dalam melawan invasi Rusia, namun paket bantuan militer terbaru itu tidak akan mencakup rudal jenis ATACMS, dengan jangkauan lebih dari 321 kilometer, yang sejak lama diinginkan oleh Kiev.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama berbulan-bulan, para pejabat AS ragu untuk mengirimkan sistem persenjataan jarak jauh ke Ukraina karena ada kekhawatiran senjata canggih itu akan digunakan untuk menyerang target-target yang ada jauh di dalam wilayah Rusia, yang berpotensi semakin meningkatkan konflik dan menyeret AS lebih dalam.
Bom-bom jarak jauh itu menjadi sistem persenjataan canggih terbaru, seperti tank tempur M1 Abrams dan sistem pertahanan rudal Patriot, yang akhirnya disetujui oleh AS untuk dipasok ke Ukraina setelah awalnya mengatakan 'tidak'. Baru-baru ini, para pejabat AS menolak permintaan jet tempur F-16 yang diajukan Ukraina.
Paket bantuan militer yang akan diumumkan secara resmi pada Jumat (3/2) waktu setempat itu, dibagi antara US$ 500 juta dalam bentuk senjata dan peralatan militer yang diambil dari pasokan AS, dan sekitar US$ 1,7 miliar dalam bentuk pasokan yang dibeli dari kontraktor militer atau Inisiatif Bantuan Keamanan Keamanan Ukraina (USAI).
Detail lebih lanjut soal paket bantuan itu belum diungkap ke publik oleh otoritas AS.
Lihat juga video 'AS Kirim 60 Kendaraan Tempur Era 80-an ke Ukraina':
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Bom Diameter Kecil yang diluncurkan dari daratan, yang akan dikirimkan AS ke Ukraina itu diketahui bisa ditembakkan dari peluncur roket HIMARS. Perusahaan pengembang senjata itu, Saab, menyebut senjata itu memiliki jangkauan efektif hingga 90 mil atau 144 kilometer.
Diketahui bahwa sejauh ini, rudal jarak jauh yang dikirimkan AS untuk Ukraina 'hanya' memiliki jangkauan sekitar 50 mil atau 80 kilometer. Itu berarti jangkauan Bom Diameter Kecil tersebut mencapai dua kali lipat dari amunisi GMLRS yang telah digunakan pasukan Ukraina dengan peluncur roket HIMARS yang juga dipasok AS.
Bom Diameter Kecil itu juga diketahui memiliki sayap-sayap kecil yang akan membuka usai diluncurkan dan mampu menggunakan mesin roket untuk terus mengudara menuju target serangan.
Terlepas dari itu, senjata baru dari AS itu tidak akan langsung tiba di Ukraina, karena tidak diambilkan langsung dari pasokan militer AS. Melainkan, AS akan menjalin kontrak dengan produsen senjata untuk menyediakan rudal jarak jauh bagi Ukraina, yang prosesnya bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Paket bantuan militer terbaru dari AS itu, sebut salah satu pejabat yang enggan disebut namanya, jua akan mencakup amunisi untuk artileri dan HIMARS, serta sistem dan peralatan pendukung untuk sistem rudal Patriot. Pasukan Ukraina diketahui belum menyelesaikan pelatihan sistem rudal Patriot di Oklahoma AS, namun AS memastikan logistik dan pemeliharaan sudah disiapkan sebelum baterai rudal Patriot pertama beroperasi di wilayah Ukraina.