Taliban yang kini menguasai Afghanistan menghukum cambuk 27 orang, termasuk sejumlah wanita, di hadapan kerumunan banyak orang. Pencambukan ini terjadi sehari setelah Taliban mengeksekusi mati seorang terpidana pembunuhan untuk pertama kalinya sejak mengambil alih kekuasaan di Afghanistan tahun lalu.
Seperti dilansir AFP, Jumat (9/12/2022), meskipun menjanjikan pemerintahan lebih lembut dibandingkan beberapa dekade lalu, Taliban secara bertahap memberlakukan kembali interpretasi hukum Islam yang ekstrem versi mereka di Afghanistan.
Dalam sebuah pertanyaan, Mahkamah Agung menyatakan 27 orang yang disebut sebagai 'penjahat' telah dihukum cambuk pada Kamis (8/12) waktu setempat, di Charikar, ibu kota Provinsi Parwan, yang berjarak sekitar 50 kilometer sebelah utara Kabul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (9/12/2022):
- Anwar Ibrahim Tuntut Muhyiddin Yassin Minta Maaf, Ada Apa?
Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menuntut pemimpin koalisi Perikatan Nasional Muhyiddin Yassin untuk meminta maaf. Tuntutan itu disampaikan setelah Muhyiddin menuduh Anwar pernah dibayar hingga 15 juta Ringgit (Rp 53 miliar) saat menjadi penasihat ekonomi Selangor.
Seperti dilansir The Star, Jumat (9/12/2022), tuntutan agar Muhyiddin meminta maaf itu disampaikan lewat surat, berupa notice of demand, yang telah dikirimkan oleh tim pengacara dari Messrs SN Nair & Partners yang mewakili Anwar. Disebutkan bahwa surat tuntutan itu dikirim langsung kepada Muhyiddin.
Dalam surat itu, sebut pengacara Anwar Datuk SN Nair, Anwar menuntut Muhyiddin segera menarik sebuah video TikTok atas nama profil @beritakini8 yang menampilkan pidato Muhyiddin membahas Anwar saat kampanye pemilu darah Padang Serai, yang disebut mengandung kata-kata fitnah.
Muhyiddin juga dituntut untuk menghapus semua komentar bernada menyinggung dan memfitnah terkait video itu.
- Putin Janji Terus Gempur Jaringan Energi Ukraina: Siapa yang Mulai?
Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk terus menggempur jaringan energi Ukraina, meskipun ramai protes terhadap serangan sistematis yang telah menjerumuskan jutaan orang ke dalam dingin dan gelap saat musim dingin tiba.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (9/12/2022), Putin malah menyalahkan Ukraina karena memulai tren menyerang infrastruktur sipil. Dia menyinggung tentang ledakan di jembatan utama antara daratan Rusia dan semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia.
"Ada banyak keributan tentang serangan kita terhadap infrastruktur energi negara tetangga. Ini tidak akan mengganggu misi tempur kita," kata Putin pada upacara penghargaan militer di Kremlin.
Rentetan serangan rudal Rusia selama berminggu-minggu di seluruh Ukraina telah melumpuhkan infrastruktur utama pada saat kritis, seiring suhu udara turun menjelang bulan-bulan musim dingin yang panjang, yang telah membawa penderitaan bagi warga Ukraina yang kekurangan air, pemanas, dan gas.
- Setelah 65 Tahun, Polisi AS Berhasil Ungkap Identitas 'Boy in the Box'
Kepolisian Amerika Serikat akhirnya berhasil mengungkap identitas seorang anak laki-laki yang ditemukan tewas dalam sebuah kardus di Philadelphia, 65 tahun yang lalu. Dia diidentifikasi sebagai Joseph Augustus Zarelli yang saat itu berusia empat tahun. Dia menjadi korban dari apa yang dikatakan polisi sebagai salah satu kasus pembunuhan tertua di kota itu yang belum terpecahkan.