Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk terus menggempur jaringan energi Ukraina, meskipun ramai protes terhadap serangan sistematis yang telah menjerumuskan jutaan orang ke dalam dingin dan gelap saat musim dingin tiba.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (9/12/2022), Putin malah menyalahkan Ukraina karena memulai tren menyerang infrastruktur sipil. Dia menyinggung tentang ledakan di jembatan utama antara daratan Rusia dan semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia.
"Ada banyak keributan tentang serangan kita terhadap infrastruktur energi negara tetangga. Ini tidak akan mengganggu misi tempur kita," kata Putin pada upacara penghargaan militer di Kremlin.
Rentetan serangan rudal Rusia selama berminggu-minggu di seluruh Ukraina telah melumpuhkan infrastruktur utama pada saat kritis, seiring suhu udara turun menjelang bulan-bulan musim dingin yang panjang, yang telah membawa penderitaan bagi warga Ukraina yang kekurangan air, pemanas, dan gas.
Putin menyebut rentetan serangan itu sebagai respons atas ledakan pada bulan Oktober di jembatan Kerch di semenanjung Krimea. Putin juga menuduh Ukraina meledakkan kabel listrik dari pembangkit listrik tenaga nuklir Kursk.
"Ya, kita melakukan itu," kata Putin tentang serangan-serangan terhadap jaringan energi Ukraina. "Tapi siapa yang memulainya?" cetusnya.
Operator energi Ukraina, Ukrenergo mengatakan pada Kamis (8/12) bahwa pihaknya masih belum pulih dari serangan-serangan terbaru yang datang minggu ini dan menderita "defisit yang signifikan".
"Situasinya diperumit oleh kondisi cuaca," imbuh Ukrenergo.