Pemerintah Amerika Serikat menyatakan "keprihatinan yang mendalam" atas kemajuan yang dibuat Iran pada program nuklir dan kemampuan rudal balistiknya. Hal ini disampaikan setelah Teheran mengumumkan telah mulai memperkaya uranium hingga 60 persen di fasilitas nuklir bawah tanah di Fordo.
"Kami akan memastikan bahwa kami memiliki semua opsi yang tersedia bagi presiden," kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby dalam jumpa pers di Washington.
"Kami tentu saja tidak mengubah pandangan kami bahwa kami tidak akan membiarkan Iran mencapai kemampuan senjata nuklir," imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (23/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, pemerintah Iran mengumumkan bahwa mereka telah melanjutkan pengayaan uranium, yang dikhawatirkan pemerintah Barat sebagai bagian dari program senjata nuklir rahasia.
"Iran telah mulai memproduksi uranium yang diperkaya hingga 60 persen di pabrik Fordo untuk pertama kalinya," lapor kantor berita Iran, ISNA. Perkembangan ini kemudian dikonfirmasi oleh Kepala Organisasi Energi Atom Iran Mohammad Eslami.
Sebuah bom atom membutuhkan pengayaan uranium hingga 90 persen, jadi 60 persen merupakan langkah signifikan menuju pengayaan tingkat senjata.
Fasilitas nuklir Fordo yang dijaga ketat berada sekitar 110 mil (190 kilometer) selatan ibu kota Teheran. Fasilitas ini dibangun jauh di bawah tanah sebagai upaya untuk melindunginya dari serangan udara atau rudal musuh-musuh Iran.
Selama ini otoritas Iran selalu membantah berambisi untuk mengembangkan bom atom, dan bersikeras kegiatan nuklirnya hanya untuk tujuan sipil.
Di bawah kesepakatan penting yang dicapai pada tahun 2015, Iran setuju untuk menghentikan pabrik Fordo dan membatasi pengayaan uraniumnya menjadi 3,67 persen, cukup untuk sebagian besar penggunaan sipil. Itu merupakan bagian dari paket pembatasan kegiatan nuklir Iran yang bertujuan mencegahnya mengembangkan senjata nuklir secara diam-diam.
Sebagai imbalannya, negara-negara besar setuju untuk melonggarkan sanksi-sanksi yang telah mereka jatuhkan atas program nuklir Iran.
Namun, kesepakatan itu mulai berantakan pada 2018 ketika presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan itu, dan menerapkan kembali sanksi-sanksi ekonomi terhadap Iran.
Tahun berikutnya, Iran mulai menjauh dari komitmennya berdasarkan kesepakatan tersebut. Iran pun membuka kembali Fordo dan mulai memperkaya uranium ke tingkat yang lebih tinggi.