Trump Ungkap AS-Iran sedang Berunding Bahas Kesepakatan Nuklir

Trump Ungkap AS-Iran sedang Berunding Bahas Kesepakatan Nuklir

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 08 Apr 2025 11:03 WIB
President Donald Trump departs after signing an executive order at an event to announce new tariffs in the Rose Garden of the White House, Wednesday, April 2, 2025, in Washington. (AP Photo/Evan Vucci)
Presiden AS Donald Trump (dok. AP/Evan Vucci)
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan bahwa negaranya dan Iran sedang melakukan perundingan langsung membahas kesepakatan nuklir. Trump memperingatkan bahwa Teheran akan berada dalam "bahaya besar" jika perundingan itu gagal.

Pernyataan ini, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (8/4/2025), disampaikan Trump saat menjamu Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Senin (7/4) waktu setempat. Iran sebelumnya menolak untuk berunding langsung membahas kesepakatan nuklir dengan AS.

Namun Trump mengatakan bahwa pertemuan "tingkat sangat tinggi" akan digelar di Oman pada Sabtu (12/4) mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memiliki pertemuan yang sangat besar, dan kita akan melihat nanti apa yang bisa terjadi. Dan saya pikir semua orang setuju bahwa mencapai kesepakatan akan lebih baik," katanya saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih setelah melakukan pertemuan dengan Netanyahu.

Trump juga memperingatkan jika perundingan itu tidak berhasil, maka: "Saya pikir Iran akan berada dalam bahaya besar."

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Trump mengatakan dirinya lebih memilih adanya kesepakatan mengenai program nuklir Iran, daripada konfrontasi militer. Dikatakan juga oleh Trump bahwa dirinya pada 7 Maret lalu telah menulis surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk menyarankan adanya perundingan.

Para pejabat Teheran pada saat itu menegaskan bahwa Iran tidak akan diintimidasi untuk melakukan perundingan.

Lihat juga Video 'Remaja Palestina Berpaspor AS Ditembak Israel di Tepi Barat':

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Selama masa jabatan pertamanya, tahun 2017 hingga tahun 2021, Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir tahun 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia, yang dirancang untuk mengekang pengembangan nuklir Teheran dengan imbalan keringanan sanksi-sanksi.

Trump juga memberlakukan kembali sanksi-sanksi AS yang luas terhadap Iran. Sejak saat itu, Iran telah melanggar batas pengayaan uranium yang ditetapkan dalam kesepakatan tersebut.

Negara-negara Barat menuduh Teheran memiliki agenda rahasia untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir dengan memperkaya uranium hingga tingkat kemurnian fisil yang tinggi, di atas apa yang mereka sebut bisa dibenarkan untuk program energi atom sipil.

Iran menegaskan program nuklirnya sepenuhnya untuk tujuan energi sipil. Sama seperti presiden-presiden AS sebelumnya, Trump mengatakan bahwa Teheran tidak dapat dibiarkan mengembangkan senjata nuklir.

Lihat juga Video 'Remaja Palestina Berpaspor AS Ditembak Israel di Tepi Barat':

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads