Otoritas Rusia melaporkan telah terjadi peningkatan gempuran Ukraina yang cukup besar ke wilayahnya dalam beberapa hari terakhir.
Hal tersebut disampaikan badan keamanan Rusia, FSB pada hari Minggu (9/10) waktu setempat. Dilansir kantor berita AFP, Senin (10/10/2022), FSB menyebut bahwa satu warga Rusia telah tewas dan lima lainnya luka-luka akibat gempuran Ukraina dalam sepekan terakhir.
"Sejak awal Oktober, jumlah serangan dari formasi bersenjata Ukraina di wilayah perbatasan Rusia telah meningkat pesat," kata badan keamanan Rusia, FSB yang bertanggung jawab atas keamanan perbatasan.
FSB mengatakan, serangan-serangan itu terkonsentrasi di wilayah Belgorod, Rusia, dekat kota Kharkiv di Ukraina, serta Bryansk dan Kursk.
Dikatakan bahwa dalam seminggu terakhir "lebih dari 100 bombardir tercatat di 32 lokasi, dengan menggunakan beberapa peluncur roket, artileri, mortir dan drone".
FSB menyebut bahwa seorang anak termasuk di antara mereka yang terluka. FSB menambahkan bahwa serangan itu juga "menghancurkan dua pembangkit listrik, 11 bangunan tempat tinggal dan dua gedung administrasi."
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan dinas rahasia Ukraina atas ledakan besar di jembatan Crimea. Putin menggambarkan ledakan itu sebagai tindakan teroris.
"Penulis, pelaku, dan sponsor adalah dinas rahasia Ukraina," kata Putin dalam pertemuan dengan kepala komite investigasi, menurut video yang dibagikan oleh Kremlin, seperti dilansir AFP, Senin (10/10/2022).
"Tidak diragukan lagi ini adalah aksi teroris yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil Rusia yang penting," tambahnya.
Sebuah bom truk pada hari Sabtu memicu kebakaran besar di jalan dan jalur kereta api antara Rusia dan semenanjung Crimea yang dicaplok Rusia. Ledakan ini menewaskan tiga orang.
Simak video 'Detik-detik Ledakan di Jembatan Crimea':
(ita/ita)