Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani dekrit yang secara resmi menyatakan prospek pembicaraan Ukraina dengan Presiden Rusia Vladimir Putin adalah "tidak mungkin". Namun Zelensky membiarkan pintu terbuka untuk pembicaraan dengan Rusia.
Dilansir Reuters, Rabu (5/10/2022), dekrit tersebut meresmikan komentar yang dilontarkan Zelensky pekan lalu setelah Putin menyatakan empat wilayah pendudukan Ukraina sebagai bagian dari Rusia. Zelensky juga menilai Putin tidak mengetahui arti martabat dan kejujuran.
"Dia (Putin) tidak tahu apa itu martabat dan kejujuran. Karena itu, kami siap untuk berdialog dengan Rusia, tetapi dengan presiden Rusia yang lain," ujar Zelensky saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasukan Ukraina telah menembus pertahanan Rusia di selatan negara itu dan memperluas serangan di wilayah timur. Pasukan Ukraina diketahui merebut kembali wilayah-wilayah di daerah yang dicaplok oleh Rusia.
Beberapa wilayah yang berhasil direbut kembali itu, sebut Zelensky, terletak di wilayah Kherson, Luhansk, dan Donetsk, yang secara resmi dicaplok Rusia pekan lalu.
Simak video 'Ukraina Rebut Kembali Sejumlah Wilayah dari Rusia':
Simak halaman selanjutnya
Zelensky mengklaim pasukan Ukraina telah mendapatkan pencapaian yang 'cepat dan kuat' di wilayah Ukraina bagian selatan.
"Militer Ukraina dengan cukup cepat dan kuat bergerak maju di wilayah selatan," klaim Zelensky dalam pernyataan terbaru via media sosial, seperti dilansir AFP, Rabu (5/10/2022).
Dia menambahkan bahwa 'puluhan permukiman' telah berhasil direbut kembali dari Rusia di wilayah selatan dan timur Ukraina.
Menurut peta yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia, area-area permukiman yang diklaim Zelensky berhasil direbut kembali itu merujuk pada delapan permukiman yang terletak di wilayah Kherson, di mana pasukan Moskow menarik diri setelah menghadapi serangan balik pasukan Ukraina.
Pencaplokan dilakukan setelah referendum digelar di wilayah-wilayah Ukraina itu dan hasilnya diklaim menunjukkan dukungan kuat untuk Moskow. Otoritas Kiev dan negara-negara Barat mengecam referendum itu sebagai referendum palsu.
Simak halaman selanjutnya
Rusia Tunggu Presiden Baru Ukraina
Pihak Kremlin menanggapi dekrit Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tersebut. Kremlin menyatakan lebih baik menunggu Presiden baru Ukraina yang bersedia mengubah sikap demi rakyat.
Dilansir Associated Press dan kantor berita Rusia, TASS, Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia dalam tanggapannya menyatakan pihaknya akan menunggu Ukraina untuk sepakat duduk berunding soal cara mengakhiri konflik.
"Diperlukan dua pihak untuk menggelar perundingan," sebut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam pernyataannya.
Namun pihak Kremlin juga menekankan bahwa hal itu mungkin tidak akan terjadi hingga seorang Presiden baru Ukraina menjabat.
"Kami akan menunggu Presiden petahana untuk mengubah posisinya atau menunggu Presiden Ukraina masa depan yang akan merevisi pendiriannya demi kepentingan rakyat Ukraina," tegas Peskov, saat ditanya apakah perjanjian bisa dicapai tanpa Kiev.
Menurut Peskov, bahkan sebelum meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina, Rusia berkomitmen mencari solusi diplomatik atas situasi di Ukraina.
"Sejak awal, sejak sebelum operasi militer, Rusia telah mendukung penggunaan sarana diplomatik dan negosiasi untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan Moskow," jelasnya