Sejumlah helikopter serbu Apache milik militer Amerika Serikat (AS) menggelar latihan tembak langsung dengan roket dan berbagai persenjataan di Korea Selatan (Korsel). Ini menjadi latihan tembak pertama yang diikuti AS di wilayah Korsel sejak tahun 2019.
Seperti dilansir Reuters, Senin (25/7/2022), AS dan Korsel yang bersekutu diketahui semakin meningkatkan latihan militer di tengah ketegangan dengan Korea Utara (Korut).
Latihan kembali berlanjut di Kompleks Tembak Langsung Rodriguez yang terletak di sebelah selatan Zona Demiliterisasi yang dijaga ketat di sepanjang perbatasan, setelah mengalami pembatalan dalam beberapa tahun terakhir ketika warga lokal mengeluhkan soal kebisingan dan masalah keamanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sepekan terakhir, sejumlah helikopter Apache AH-64E v6 sudah terlibat dalam latihan sertifikasi. Momen itu ditunjukkan dengan sejumlah gambar video dan foto yang dirilis Divisi Infanteri ke-2 AS.
"Para kru memenuhi persyaratan baik siang dan malam dengan rudal Hellfire AGM -114, roket Hydra 70 dan meriam 30 mm," demikian pernyataan Divisi Infanteri ke-2 AS.
Latihan itu digelar ketika kedua negara yang bersekutu itu mengumumkan dilanjutkannya pelatihan lapangan langsung dalam latihan gabungan yang tertunda dalam beberapa tahun terakhir karena pandemi virus Corona (COVID-19) dan upaya-upaya meredakan ketegangan dengan Korut.
Presiden Korsel Yoon Suk-Yeol yang menjabat sejak Mei lalu, bersumpah untuk 'menormalisasi' latihan gabungan dan meningkatkan pencegahan terhadap Korut.
Tidak diketahui secara jelas keputusan apa yang memicu dimulainya kembali latihan Apache. Pasukan Korea AS (USFK) dan Kementerian Pertahanan Korsel belum memberikan komentarnya.
Seorang mantan pejabat pertahanan senior AS menyebut kurangnya latihan tembak langsung telah menjadi 'masalah besar' bagi para pilot dan kru militer AS. "Mereka menjadi kurang siap pada saat pergi (dari Korsel) dibandingkan saat mereka tiba," tutur pejabat senior AS yang enggan disebut namanya kepad Reuters.
Selama latihan langsung ditangguhkan, Pentagon harus mengeluarkan biaya untuk mengirim kru Apache kembali ke AS untuk menjalani latihan kualifikasi setiap kuartal.