Dalam upaya mencegah Hungaria dan negara-negara lainnya yang masih menerima pasokan minyak Rusia via saluran pipa, untuk mendapat keuntungan dari pengecualian yang mereka dapatkan, Uni Eropa juga memberlakukan larangan penjualan kembali pasokan dengan harga lebih murah.
Tak hanya itu, Uni Eropa juga akan membatasi kemampuan Rusia menjual minyak di luar wilayah Eropa dengan melarang lembaga keuangan memberikan asuransi dan mendanai kapal-kapal yang membawa pasokan minyak Rusia ke negara ketiga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain larangan impor minyak, Uni Eropa dalam sanksinya juga menambahkan nama Kabeva, yang diduga kekasih Putin, ke dalam daftar hitam atau blacklist untuk pembekuan aset dan larangan visa. Sebelum Uni Eropa, Inggris menjadi negara pertama yang menjatuhkan sanksi terhadap Kabaeva, yang juga dikenal sebagai politikus dan bos media di Rusia ini.
Tidak diketahui secara jelas besaran aset yang dimiliki Kabaeva saat ini. Namun laporan BBC sebelumnya menyebut bahwa setelah pensiun menjadi pesenam, Kabaeva pindah ke dunia politik dan berhasil meraih kursi di majelis rendah parlemen Rusia tahun 2007-2014 dengan Partai Rusia Bersatu yang kini berkuasa.
Tahun 2014, Kabaeva memimpin National Media Group, yang memiliki saham utama di hampir semua media massa milik pemerintah Rusia. Media-media itu terus menyiarkan pesan pro-Kremlin atas perang di Ukraina, dengan menuduh Ukraina menembaki kota-kota mereka sendiri dan mengklaim pasukan Rusia sebagai pihak pembebas.
Posisi strategis yang dijabat Kabaeva itu melambungkan statusnya sebagai perempuan kaya raya. Berdasarkan bocoran sebuah dokumen, dia berpenghasilan sekitar $12 juta (Rp 174 miliar) setahun.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya: