Penyebab Malaysia Airlines Boeing 737-800 Menukik Tajam Terjawab

Penyebab Malaysia Airlines Boeing 737-800 Menukik Tajam Terjawab

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 14 Apr 2022 03:31 WIB
Malaysia Airlines planes are seen on the tarmac at the Kuala Lumpur International Airport in this March 12, 2014 file photo. The airline is set to terminate at least one-third of its 20,000 workforce in its effort to save the national carrier, local media reported on May 25, 2015.  REUTERS/Damir Sagolj/Files
Ilustrasi Malaysia Airlines (Foto: Damir Sagolj/REUTERS)
Kuala Lumpur -

Pesawat Malaysia Airlines tiba-tiba menukik tajam 7.000 kaki dalam hitungan detik. Penyebab pesawat berjenis Boeing 737-800 itu menukik tajam mendadak akhirnya terungkap.

Dilansir dari New Straits Times (NST), pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH2664 itu berangkat dari Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) ke Tawau, Sabah, pada Minggu (3/4/2022).

Pesawat itu tiba-tiba menukik tajam saat mengudara dan membuat beberapa penumpang 'melayang' di kursi mereka. Peristiwa pesawat 'menukik tajam' itu terjadi sekitar 30 menit setelah lepas landas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu penumpang bernama Halimah Nasoha menceritakan peristiwa mendebarkan itu dalam postingan Facebook pada Senin (4/4). Dia mengatakan, menurut situs pemantau penerbangan FlightRadar, pesawat yang ditumpanginya itu tiba-tiba terjun dari ketinggian 31.000 kaki ke ketinggian 24.000 kaki dalam beberapa detik pada pukul 15.03 waktu setempat.

Artinya, pesawat yang ditumpangi Halimah mengalami penurunan ketinggian sekitar 7.000 kaki atau 2.133 meter saat tengah mengudara.

ADVERTISEMENT

"Saya terlempar beberapa kali karena saya tidak mengenakan sabuk pengaman saya (Pada saat itu, kami diizinkan melepaskan sabuk pengaman kami)," tulis Halimah dalam postingannya.

"Para penumpang berteriak dan menangis. Rasanya seperti kami akan mati," tuturnya.

Pesawat itu tak jatuh menghantam bumi. Pesawat tersebut kemudian putar balik ke Bandara Internasional Kuala Lumpur. Pihak Malaysia Airlines pun mengonfirmasi pesawat tujuan Tawau berbalik di tengah penerbangan setelah mengalami masalah teknis dan cuaca buruk. Pesawat disebut telah mendarat dengan selamat di KLIA pada pukul 17.03 pada hari Minggu (3/4).

"Tidak setiap orang yang melalui pengalaman seperti ini bisa hidup untuk membagikan kisah mereka, dan untuk itu saya bersyukur ... Terima kasih kepada para pilot yang berhasil mengendalikan pesawat dan menyelamatkan kami," tulis Halimah dalam postingannya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Lihat juga Video: Maskapai AirAsia Berhad Terbang Perdana ke Bali dari Kuala Lumpur

[Gambas:Video 20detik]



Otoritas Malaysia Selidiki

Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) turun tangan menyelidiki peristiwa tersebut. Dilansir dari Malay Mail dan News Straits Times (NST), kepala eksekutif CAAM Kapten Datuk Chester Voo Chee Soon mengatakan badan tersebut akan meninjau Sistem Pemantauan Data Penerbangan (FDMS) internal penerbangan MH2664 untuk sampai ke akar masalah.

"Data awal telah menunjukkan tanggapan yang benar oleh kru operasi setelah masalah di atas pesawat," ujar Voo.

"CAAM akan terus memantau situasi dan tidak akan berkompromi pada masalah apa pun yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan operasi maskapai dan publik," katanya seperti dikutip oleh NST.

Penyebab Terungkap

Otoritas Malaysia menemukan penyebab 'gangguan teknis' yang memaksa penerbangan maskapai Malaysia Airlines tujuan Tawau untuk kembali ke Kuala Lumpur pada 3 April lalu. Pesawat jenis Boeing 737-800 itu sebelumnya dilaporkan tiba-tiba menukik tajam ribuan kaki sekitar 30 menit setelah lepas landas.

Dilansir dari Free Malaysia Today, Rabu (13/4/2022), CEO Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) Chester Voo mengungkapkan bahwa berdasarkan analisis awal pada perekam data penerbangan (FDR), telah ditetapkan jika gangguan teknis dalam penerbangan 3 April lalu terjadi akibat malfungsi sistem pitot-statis.

Sistem pitot-statis merupakan sebuah set instrumen yang sensitif terhadap tekanan yang digunakan untuk menentukan kecepatan dan ketinggian pesawat di udara. Voo menyebut Boeing 737-800 yang mengalami insiden itu telah di-grounded hingga pemberitahuan lebih lanjut. Disebutkan juga bahwa pihak Boeing tengah melakukan analisis teknis.

Selain menginstruksikan Malaysia Airlines melakukan pengkajian bersama CAAM soal laporan keandalan yang fokus pada masalah serupa untuk armada Boeing 737-800, CAAM juga meminta pihak maskapai menuntaskan inspeksi pitot-statis terhadap seluruh pesawat jenis Boeing 737-800 miliknya.

Voo menjelaskan malfungsi sistem yang melanda pesawat dengan nomor penerbangan MH2664 itu menghasilkan indikasi kecepatan palsu yang membuat pesawat dalam posisi naik dan menonaktifkan autopilot.

"Dalam merespons ini, reaksi langsung dan tepat dari pilot adalah mengambil alih kendali positif atas pesawat," sebut Voo.

"Ini penting untuk memastikan pesawat tetap di bawah kendali pilot, berdasarkan indikasi akurat yang tersisa dengan menggunakan instrumen yang tersisa," imbuhnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dia mengatakan data tersebut menunjukkan masukan mendadak dari pilot untuk mengambil alih kendali. Namun, katanya, manuver itu menyebabkan perubahan ketinggian pada pesawat.

"Selama manuver ini, data keselamatan menunjukkan masukan (input) mendadak dari pilot dalam upaya mengambil alih kendali," ujarnya.

"Namun, manuver ini memicu perubahan pitch dan ketinggian yang bersesuaian dengan laporan pilot dan pengalaman penumpang di pesawat," jelas Voo.

Dia mengatakan manuver korektif ini diperparah oleh cuaca buruk yang membuat penumpang tidak nyaman di dalam kabin pesawat. Voo menyebut tindakan awal diambil oleh awak penerbangan dan pelaksanaan checklist pemulihan abnormal sesuai prosedur operasional standar, sudah cukup berdasarkan investigasi CAAM dalam laporan awal dan analisis FDR.

Dia menyatakan program Upset Prevention dan Recovery Training (UPRT) pada Malaysia Airlines akan ditingkatkan untuk menekankan reaksi awal dan waktu yang dibutuhkan untuk menanggapi masalah. CAAM akan menjadikan hal ini wajib untuk semua operator pesawat komersial.

Terkait insiden 3 April itu, tiga penumpang dilaporkan telah mengajukan laporan ke polisi setempat untuk meminta penyelidikan yang detail terhadap insiden itu.

Halaman 2 dari 3
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads