Duta Besar Rusia untuk Swedia, Viktor Tatarintsev, blak-blakan mengungkapkan negaranya tidak mempedulikan risiko dijatuhkannya sanksi-sanksi Barat terkait tuduhan negara itu berencana menginvasi Ukraina. Namun, Tatarintsev menegaskan Rusia tidak menginginkan terjadinya perang.
Seperti dilansir AFP, Senin (14/2/2022), komentar terus-terang itu disampaikan Tatarintsev dalam wawancara dengan surat kabar Swedia, Aftonbladet, yang diposting ke situs surat kabar itu pada Sabtu (12/2) tengah malam waktu setempat.
"Maafkan bahasa saya, tapi kami tidak peduli dengan semua sanksi mereka," ucap Tatarintsev menggunakan bahasa yang kasar dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah menerima begitu banyak sanksi dan dalam hal itu, sanksi itu memiliki dampak positif terhadap perekonomian dan pertanian kami," ujar diplomat veteran Rusia yang fasih berbicara bahasa Swedia ini dan telah ditugaskan di negara itu sebanyak empat kali.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (14/2/2022):
- Khawatir Invasi Rusia, Kanada Tarik Tentaranya dari Ukraina
Pemerintah Kanada memutuskan untuk 'merelokasi sementara' sejumlah personel militer yang ditugaskan di Ukraina, ke lokasi lainnya di Eropa. Relokasi personel militer ini dilakukan karena meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia terhadap Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Senin (14/2/2022), penarikan tentara dari Ukraina ini diumumkan Kementerian Pertahanan Kanada dalam pernyataan pada Minggu (13/2) waktu setempat.
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Kanada menegaskan bahwa reposisi sementara 'elemen' kontingen yang ditugaskan melatih tentara Ukraina ini 'tidak berarti akhir dari misi' militer Kanada.
"Namun memfokuskan kembali upaya-upayanya sambil memastikan keselamatan anggota Angkatan Bersenjata Kanada," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Kanada.
- Hong Kong Kewalahan Hadapi Gelombang Varian Omicron!
Pemimpin eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, menyatakan bahwa fasilitas medis di wilayahnya telah kelebihan beban akibat 'serangan hebat' penularan virus Corona (COVID-19). Kenaikan kasus varian Omicron dilaporkan mengancam untuk membuat kebijakan 'nol-COVID' gagal.
Seperti dilansir AFP, Senin (14/2/2022), otoritas Hong Kong mematuhi kebijakan China daratan untuk membasmi wabah Corona terkecil sekalipun dengan karantina massal, pelacakan kontak secara luas, dan langkah social distancing berkelanjutan sejak awal pandemi.
Namun varian Omicron yang sangat menular menembus pertahanan China pada akhir Desember lalu, yang memicu lebih dari 8.000 kasus dalam beberapa pekan saja. Para peneliti memperingatkan bahwa jumlah kasus harian bisa melebihi 25.000 kasus bulan depan.
- Deretan Negara Ini Perintahkan Warganya Tinggalkan Ukraina Segera!
Ketegangan terkait krisis Rusia dan Ukraina terus meningkat. Khawatir invasi Ukraina oleh Rusia, banyak negara mendesak warganya di sana untuk pergi dan telah mengurangi staf diplomatik mereka.
Simak Video: Ketegangan Tak Mereda, Staf AS Mulai Tinggalkan Ukraina
Dilansir dari kantor berita AFP, Senin (14/2/2022), di antara negara-negara yang telah meminta warganya untuk meninggalkan Ukraina adalah Amerika Serikat, Jerman, Italia, Inggris, Irlandia, Belgia, Luksemburg, Belanda, Kanada, Norwegia, Estonia, Lithuania, Bulgaria, Slovenia, Australia, Jepang, Israel, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Sementara itu, pemerintah Prancis menyarankan agar tidak melakukan perjalanan ke daerah perbatasan utara dan timur Ukraina, tetapi belum mengeluarkan seruan bagi warganya untuk meninggalkan negara itu.
- Alert! Intelijen AS Prediksi Rusia Akan Invasi Ukraina 16 Februari
Laporan intelijen Amerika Serikat (AS) mengindikasikan Rusia berencana menginvasi Ukraina pada Rabu (16/2) pekan ini. Namun, para pejabat senior AS mengaku tidak bisa mengonfirmasi laporan itu, meski menegaskan akan berupaya mencegah 'serangan mendadak' dengan membagikan informasi soal rencana Rusia.
Seperti dilansir Reuters, Senin (14/2/2022), penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, berulang kali menegaskan bahwa invasi Rusia bisa dilakukan kapan saja. Sementara Presiden Joe Biden menyatakan akan mendukung Ukraina setelah invasi apapun dan membela wilayah aliansi NATO.
"Kita tidak bisa memprediksi harinya dengan sempurna, tapi kita sekarang telah mengatakan untuk beberapa waktu bahwa kita berada dalam jendela waktu, dan invasi bisa dimulai -- sebuah aksi militer besar bisa dimulai -- oleh Rusia di Ukraina kapan saja sekarang," ujar Sullivan saat ditanya soal indikasi invasi pada Rabu (16/2) mendatang.
- Sanksi Negara Barat Menanti Jika Invasi Ukraina, Rusia Tak Peduli!
Duta Besar Rusia untuk Swedia, Viktor Tatarintsev, blak-blakan mengungkapkan negaranya tidak mempedulikan risiko dijatuhkannya sanksi-sanksi Barat terkait tuduhan negara itu berencana menginvasi Ukraina. Namun, Tatarintsev menegaskan Rusia tidak menginginkan terjadinya perang.
Seperti dilansir AFP, Senin (14/2/2022), komentar terus-terang itu disampaikan Tatarintsev dalam wawancara dengan surat kabar Swedia, Aftonbladet, yang diposting ke situs surat kabar itu pada Sabtu (12/2) tengah malam waktu setempat.
"Maafkan bahasa saya, tapi kami tidak peduli dengan semua sanksi mereka," ucap Tatarintsev menggunakan bahasa yang kasar dalam pernyataannya.
"Kami telah menerima begitu banyak sanksi dan dalam hal itu, sanksi itu memiliki dampak positif terhadap perekonomian dan pertanian kami," ujar diplomat veteran Rusia yang fasih berbicara bahasa Swedia ini dan telah ditugaskan di negara itu sebanyak empat kali.