Pemerintah Kanada memutuskan untuk 'merelokasi sementara' sejumlah personel militer yang ditugaskan di Ukraina, ke lokasi lainnya di Eropa. Relokasi personel militer ini dilakukan karena meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia terhadap Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Senin (14/2/2022), penarikan tentara dari Ukraina ini diumumkan Kementerian Pertahanan Kanada dalam pernyataan pada Minggu (13/2) waktu setempat.
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Kanada menegaskan bahwa reposisi sementara 'elemen' kontingen yang ditugaskan melatih tentara Ukraina ini 'tidak berarti akhir dari misi' militer Kanada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun memfokuskan kembali upaya-upayanya sambil memastikan keselamatan anggota Angkatan Bersenjata Kanada," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Kanada.
Otoritas Kanada tidak menyebut secara detail jumlah tentara yang ditarik dari Ukraina dan direlokasi ke lokasi lain di Eropa. Tidak disebutkan juga lokasi penugasan mereka saat ini.
Sekitar 200 tentara Kanada dikerahkan ke Ukraina sejak tahun 2015 sebagai bagian misi UNIFIE, yang bertujuan untuk berkontribusi pada pelatihan pasukan Ukraina.
"Angkatan Bersenjata Kanada tetap berkomitmen kepada rakyat Ukraina dan misinya untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan Pasukan Keamanan Ukraina," imbuh pernyataan Kementerian Pertahanan Kanada.
Simak video 'Kapal Selam Perang Rusia Bergerak ke Selatan Ukraina':
Langkah Kanada ini menyusul langkah serupa dari Amerika Serikat (AS) yang menarik sekitar 160 tentaranya yang melatih pasukan Ukraina pada akhir pekan.
Pada Sabtu (12/2) lalu, Kanada mengumumkan penutupan sementara Kedutaan Besar mereka di Kiev dan pemindahan operasional ke kantor sementara di Lviv, akibat 'memburuknya situasi yang disebabkan oleh pengerahan tentara Rusia di perbatasan'.
Awal bulan ini, pemerintah Kanada mengumumkan keputusan menarik pulang anak-anak staf Kedutaan Besar mereka di Kiev dan anggota keluarga yang menemani mereka. Penarikan ini didasari oleh pengerahan lebih dari 100.000 tentara Rusia ke dekat perbatasan Ukraina, yang memicu kekhawatiran invasi.
Terlebih otoritas AS beberapa waktu terakhir memperingatkan bahwa invasi besar-besaran oleh Rusia bisa dimulai 'kapan saja'.