Keluarga Pegawai Pemerintah AS Tinggalkan Belarusia, PM Inggris Minta Maaf

International Updates

Keluarga Pegawai Pemerintah AS Tinggalkan Belarusia, PM Inggris Minta Maaf

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 01 Feb 2022 18:28 WIB
Bendera AS
ilustrasi (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Pemerintah Amerika Serikat memerintahkan keluarga pegawai-pegawai pemerintahnya di Belarusia untuk meninggalkan negara itu. Perintah ini disampaikan Departemen Luar Negeri AS seiring meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia ke Ukraina, negara tetangga Belarusia.

Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (1/2/2022), perintah itu disampaikan beberapa jam setelah Washington dan Moskow ribut mengenai Ukraina di Dewan Keamanan PBB.

Washington telah mengancam akan menjatuhkan sanksi pada Rusia jika menyerang negara bekas Uni Soviet itu. Pemerintah AS juga menuduh Rusia berencana untuk menambah kekuatan militernya di sekutunya Belarusia menjadi 30.000 personel dalam beberapa minggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Selasa (1/2/2022):

- Ethiopian Airlines Kembali Operasikan Boeing 737 MAX Usai Tragedi 2019

ADVERTISEMENT

Maskapai Ethiopia, Ethiopian Airlines pada Selasa (1/2) mengoperasikan kembali pesawat Boeing 737 MAX untuk pertama kalinya sejak kecelakaan hampir tiga tahun lalu, yang menewaskan keseluruhan 157 penumpang dan kru. Tragedi itu telah memicu larangan terbang global atas pesawat Boeing tersebut.

Penerbangan Ethiopian Airlines 302 dari Addis Ababa ke Nairobi jatuh enam menit setelah lepas landas pada Maret 2019, lima bulan setelah kecelakaan serupa yang melibatkan maskapai Lion Air di Indonesia yang menewaskan 189 orang.

Dua tragedi itu dan sorotan pada sistem penanganan penerbangan 737 MAX yang salah - yang dikenal sebagai Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS) - merupakan krisis terburuk dalam sejarah Boeing.

- Geger Pesta Saat Lockdown, PM Inggris Minta Maaf Tapi Tolak Mundur

Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson meminta maaf di parlemen atas serangkaian pesta yang melanggar aturan lockdown COVID-19. Namun, pemimpin Inggris itu bertekad untuk terus menjabat meski adanya desakan untuk meletakkan jabatan.

Dugaan rangkaian pesta di kantor yang juga menjadi rumah dinas PM Boris Johnson di Downing Street Nomor 10 saat pemerintahnya sendiri melarang warga untuk berkumpul melibatkan banyak orang, telah menjadi perdebatan sengit di publik Inggris.

Johnson telah mendapat kecaman bertubi-tubi dari kubu oposisi maupun anggota parlemen dari partai yang mengusungnya, Konservatif.

"Saya minta maaf atas hal-hal yang tidak kami lakukan dengan benar, dan juga maaf atas cara penanganan masalah ini," kata Johnson seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (1/2/2022).Menangkis seruan oposisi untuk mengundurkan diri, Johnson bertekad akan melakukan perubahan administratif pada operasi Downing Street-nya.

- Denmark Kirim Peralatan Militer ke Ukraina untuk Hadapi Invasi Rusia

Pemerintah Denmark menyatakan siap untuk mengirim peralatan militer ke Ukraina, di tengah ancaman invasi Rusia ke negara itu.

Hal ini disampaikan Denmark di saat negara-negara Barat mengintensifkan diplomasi dan mengancam sanksi ekonomi yang keras terhadap Rusia untuk mencegah invasi ke Ukraina.

"Saya siap mengirim peralatan militer ke Ukraina. Kami sudah memberikan saran," kata Perdana Menteri (PM) Denmark Mette Frederiksen dalam konferensi pers seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (1/2/2022).

- Dikritik AS Soal HAM, Kuba Beri Balasan Menohok!

Kuba, yang menandai enam dekade di bawah sanksi-sanksi Amerika Serikat minggu ini, mengecam "kekejaman" AS terhadap negara kepulauan itu. Kuba menyebut Washington tidak memiliki otoritas moral untuk mengkritik pelanggaran hak asasi di negara lain.

Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (1/2/2022), Wakil Menteri Luar Negeri Kuba Carlos Fernandez de Cossio, dalam sebuah wawancara dengan AFP, mengatakan efek blokade AS terhadap komunis Kuba sekarang "lebih besar dari sebelumnya."

"Amerika Serikat memiliki catatan bencana dalam hal hak asasi manusia, memiliki catatan bencana dalam hal hak-hak demokrasi rakyatnya, dan Amerika Serikat tidak memiliki hak untuk memberikan pelajaran kepada siapa pun," katanya.

- AS Perintahkan Keluarga Pegawai Pemerintahnya Tinggalkan Belarusia

Pemerintah Amerika Serikat memerintahkan keluarga pegawai-pegawai pemerintahnya di Belarusia untuk meninggalkan negara itu. Perintah ini disampaikan Departemen Luar Negeri AS seiring meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia ke Ukraina, negara tetangga Belarusia.

Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (1/2/2022), perintah itu disampaikan beberapa jam setelah Washington dan Moskow ribut mengenai Ukraina di Dewan Keamanan PBB.

Washington telah mengancam akan menjatuhkan sanksi pada Rusia jika menyerang negara bekas Uni Soviet itu. Pemerintah AS juga menuduh Rusia berencana untuk menambah kekuatan militernya di sekutunya Belarusia menjadi 30.000 personel dalam beberapa minggu.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads