Geger Pesta Saat Lockdown, PM Inggris Minta Maaf Tapi Tolak Mundur

Geger Pesta Saat Lockdown, PM Inggris Minta Maaf Tapi Tolak Mundur

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 01 Feb 2022 10:47 WIB
British Prime Minister Boris Johnson waves at the media as he leaves 10 Downing Street to attend the weekly Prime Ministers Questions at the Houses of Parliament, in London, Wednesday, Dec. 8, 2021. (AP Photo/Matt Dunham)
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (Foto: AP Photo/Matt Dunham)
Jakarta -

Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson meminta maaf di parlemen atas serangkaian pesta yang melanggar aturan lockdown COVID-19. Namun, pemimpin Inggris itu bertekad untuk terus menjabat meski adanya desakan untuk meletakkan jabatan.

Dugaan rangkaian pesta di kantor yang juga menjadi rumah dinas PM Boris Johnson di Downing Street Nomor 10 saat pemerintahnya sendiri melarang warga untuk berkumpul melibatkan banyak orang, telah menjadi perdebatan sengit di publik Inggris.

Johnson telah mendapat kecaman bertubi-tubi dari kubu oposisi maupun anggota parlemen dari partai yang mengusungnya, Konservatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya minta maaf atas hal-hal yang tidak kami lakukan dengan benar, dan juga maaf atas cara penanganan masalah ini," kata Johnson seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (1/2/2022).Menangkis seruan oposisi untuk mengundurkan diri, Johnson bertekad akan melakukan perubahan administratif pada operasi Downing Street-nya.

"Saya mengerti, dan saya akan memperbaikinya," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

"Ya, kami dapat dipercaya untuk mewujudkannya," tambah Johnson, menekankan agenda pasca-Brexitnya dan tindakan terhadap Rusia atas ancamannya terhadap Ukraina.

"Saya akan melanjutkan pekerjaan," tandasnya.

Simak Video 'Permintaan Maaf PM Inggris Gegara Gelar Pesta saat Lockdown 2020':

[Gambas:Video 20detik]



Kepolisian Metropolitan London telah memulai penyelidikan atas 12 pesta yang diadakan di Downing Street selama dua tahun terakhir, yang melanggar aturan lockdown COVID-19.

Sementara Johnson mengatakan semua pihak harus menunggu temuan Kepolisian Metropolitan London, pemimpin oposisi Partai Buruh, Keir Starmer mengatakan keterlibatan polisi adalah "tanda yang memalukan". Dia kembali mendesak Johnson untuk mundur.

"Dia adalah seorang pria tanpa rasa malu," kata Starmer mengenai Johnson. Dia pun mendesak sekutu-sekutu kabinet Konservatif untuk menggulingkannya alih-alih "mendukung pelanggaran lebih lanjut, menutupi dan menipu".

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads