Dikritik AS Soal HAM, Kuba Beri Balasan Menohok!

Dikritik AS Soal HAM, Kuba Beri Balasan Menohok!

Tim Detikcom - detikNews
Selasa, 01 Feb 2022 17:21 WIB
The U.S. Capitol is seen between flags placed on the National Mall ahead of the inauguration of President-elect Joe Biden and Vice President-elect Kamala Harris, Monday, Jan. 18, 2021, in Washington.
ilustrasi (Foto: AP/Alex Brandon)
Jakarta -

Kuba, yang menandai enam dekade di bawah sanksi-sanksi Amerika Serikat minggu ini, mengecam "kekejaman" AS terhadap negara kepulauan itu. Kuba menyebut Washington tidak memiliki otoritas moral untuk mengkritik pelanggaran hak asasi di negara lain.

Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (1/2/2022), Wakil Menteri Luar Negeri Kuba Carlos Fernandez de Cossio, dalam sebuah wawancara dengan AFP, mengatakan efek blokade AS terhadap komunis Kuba sekarang "lebih besar dari sebelumnya."

"Amerika Serikat memiliki catatan bencana dalam hal hak asasi manusia, memiliki catatan bencana dalam hal hak-hak demokrasi rakyatnya, dan Amerika Serikat tidak memiliki hak untuk memberikan pelajaran kepada siapa pun," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di atas segalanya, AS tidak punya hak untuk memanipulasi subjek yang sensitif seperti hak asasi manusia untuk menyerang negara-negara yang tidak mereka setujui," cetus Fernandez de Cossio, sambil mengakui bahwa "semua negara, termasuk Kuba, memiliki banyak hal untuk ditingkatkan di bidang hak asasi manusia."

Komentar pejabat tinggi pemerintah Kuba itu disampaikan pada malam peringatan 60 tahun embargo Washington terhadap Kuba, yang diumumkan pada 3 Februari 1962, setelah revolusi yang memunculkan rezim komunis.

ADVERTISEMENT

Amerika Serikat telah meningkatkan kritik terhadap otoritas Kuba menyusul penangkapan ratusan orang karena mengambil bagian dalam protes anti-pemerintah Juli lalu.

Pekan lalu, pihak berwenang Kuba mengakui untuk pertama kalinya, bahwa lebih dari 700 orang telah didakwa atas protes tersebut, dan 172 orang di antaranya sudah dihukum.

Washington mengecam keras tindakan otoritas Kuba tersebut.

"Kebebasan berekspresi & hak atas pengadilan yang adil adalah hak asasi manusia universal yang harus dilindungi & dijunjung semua negara," tulis Brian Nichols, Wakil Menteri AS untuk Urusan Belahan Barat dalam postingan di Twitter.

Fernandez de Cossio, yang bertanggung jawab atas hubungan dengan Washington, membalas bahwa kritik Nichols didasarkan pada "dalih palsu" yang digunakan "untuk membenarkan kebijakan yang ditolak oleh komunitas internasional dan sebagian besar rakyat Amerika Serikat."

Kuba menyalahkan Amerika Serikat dan sanksinya atas kesengsaraan rakyat Kuba, yang harus berdiri dalam antrean panjang setiap hari untuk mendapatkan makanan dan kebutuhan pokok lainnya, dengan risiko pergi dengan tangan kosong.

"Jika ada sesuatu yang menunjukkan sifat kejam dan tidak bermoral dari embargo, itu adalah pada tahun 2020 dan 2021, periode terberat dari pandemi COVID-19 ketika seluruh dunia menyerukan solidaritas dan dukungan, pemerintah Amerika Serikat memutuskan untuk meningkatkan sanksi," kata Fernandez de Cassio.

"Kekejaman itu adalah sesuatu yang selama beberapa generasi warga Kuba akan sulit untuk dilupakan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads