Amarah Macron Tak Teredam Buntut Australia Batal Beli Kapal Selam

Round-up

Amarah Macron Tak Teredam Buntut Australia Batal Beli Kapal Selam

Tim detikcom - detikNews
Senin, 01 Nov 2021 22:16 WIB
French President Emmanuel Macron speaks as he visits the International Catering, Hotel and Food Trade Fair (SIRHA) in Lyon, central France, Monday Sept. 27, 2021.(Denis Balibouse/Pool via AP)
Presiden Prancis, Emmanuel Macron (Denis Balibouse/Pool via AP)
Roma -

Ketegangan Prancis dan Australia ternyata masih ada, sebagai buntut dari pembatalan pembelian kapal selam Prancis oleh Australia. Presiden Prancis, Emmanuel Macron tak bisa meredam amarahnya, bahkan sampai pertemuan G20 di Roma baru-baru ini.

Awal ketegangan bermula pada pertengahan September lalu. Prancis menuduh Australia dan Amerika Serikat berbohong atas kontrak Australia yang terputus untuk membeli kapal selam Prancis.

Presiden Macron lantas menarik duta besar untuk Canberra dan Washington. Dia marah karena Australia melanggar kesepakatan membeli kapal selam Prancis dan memilih berpaling ke kapal selam AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gara-gara manuver mendadak Australia untuk membatalkan pembelian kapal selam, Prancis kehilangan kontrak memasok kapal selam senilai 50 miliar Dolar Australia yang ditandatangani pada 2016, demikian dilansir AFP, 18 September lalu.

Sebagaimana diberitakan Reuters, 21 September lalu, Macron dan Perdana Menteri (PM) Scott Morrison sempat puasa bicara satu sama lain. Saat itu adalah momen Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, AS.

ADVERTISEMENT

Pada 23 September, ketegangan antara Prancis dengan Australia sempat mereda. Suasana mendingin ini terjadi usai Macron berbincang via telepon dengan Presiden AS Joe Biden. Suasana mendingin ini sebenarnya lebih ke Prancis-AS ketimbang Prancis-Austalia. Saat itu, Macron kemudian memerintahkan Dubes untuk AS kembali ke AS setelah sempat ditarik pulang.

Ternyata, Macron masih marah ke Austarlia:

Amarah Macron tak teredam

Kabar terbaru mengungkap Macron masih memendam amarah ke Australia, atau lebih tepatnya ke Perdana Menteri Scott Morrison. Macron menyebut Morrison berbohong secara langsung terhadapnya soal kesepakatan kapal selam yang dibatalkan. Hal ini semakin memperdalam krisis diplomatik antara Prancis dan Australia.

"Saya pikir tidak. Saya tahu," jawab Macron seperti dilansir AFP, Senin (1/11/2021), ketika ditanya media Australia apakah PM Morrison tidak jujur dalam pembahasan kesepakatan kapal selam secara privat.

Kedua pemimpin sama-sama menghadiri pertemuan G20 di Roma, Italia, dan konferensi perubahan iklim di Glasgow, Skotlandia, namun perselisihan selama berminggu-minggu antara kedua negara masih berlanjut.

Presiden Macron turut meninjau dan ikut langsung dalam peluncuran rudal nuklir dari kapal selam.Presiden Macron turut meninjau dan ikut langsung dalam peluncuran rudal nuklir dari kapal selam. Foto: Reuters/Fred Tanneau.

Prancis yang marah atas pembatalan itu mengecam keputusan tersebut sebagai 'tikaman dari belakang' dan menarik pulang Duta Besar-nya dari Canberra -- meskipun baru-baru ini telah kembali bertugas di Australia.

Di sela-sela pertemuan G20, media-media Australia bertanya kepada Macron apakah PM Morrison tidak jujur kepadanya dalam pertemuan-pertemuan privat.

Macron secara tegas menjelaskan pandangannya, dengan menekankan perlunya 'saling menghormati'. "Anda harus berperilaku sejalan dan secara konsisten dengan nilai ini," ujarnya.

Macron dan Morrison saling berpapasan dalam pertemuan G20, dan dilaporkan sempat berbicara via telepon pada awal pekan ini, mengatakan bahwa 'hubungan kepercayaan' telah dirusak antara Prancis dan Australia.

Kedua pemimpin belum duduk bersama untuk secara resmi membahas pertikaian tersebut, meskipun Duta Besar Prancis dijadwalkan Menteri Luar Negeri Australia di Sydney pada Senin (1/11) waktu setempat.

Selanjutnya, respons Australia:

Respons Australia

Pada Minggu (31/10) waktu setempat, Morrison membela sikapnya dan menolak pandangan yang disampaikan Macron. Dia menyangkal telah berbohong kepada Macron dalam pertemuan privat pada Juni lalu.

"Saya tidak setuju dengan itu. Itu tidak benar," tegas Morrison.

"Kami makan malam bersama Seperti saya katakan dalam banyak kesempatan, saya menjelaskan dengan sangat jelas bahwa opsi kapal selam konvensional tidak akan memenuhi kepentingan Australia," imbuhnya.

"Saya cukup sadar dengan kekecewaan yang ada. Dan saya tidak terkejut -- itu kontrak yang signifikan. Dan saya juga tidak terkejut dengan tingkat kekecewaannya," ucap Morrison.

FILE - In this Nov. 17, 2020, file photo, Australian Prime Minister Scott Morrison reviews an honor guard during a ceremony ahead of a meeting at Japanese Prime Minister Yoshihide Suga's official residence in Tokyo. Morrison said Monday, Nov. 30, 2020, a tweet by a Chinese official which shows a fake image of an Australian soldier appearing to slit a child's throat is FILE - In this Nov. 17, 2020, file photo, Australian Prime Minister Scott Morrison (Kiyoshi Ota/Pool Photo via AP, File)

Tanggapan lebih keras dilontarkan sejumlah pejabat tinggi dalam kabinet Morrison. Salah satunya datang dari Wakil PM Australia, Barnaby Joyce.

"Kita tidak mencuri pulau, kami tidak merusak Menara Eiffel, itu adalah kontrak," sebut Joyce saat berbicara di Canberra pada Senin (1/11) waktu setempat.

"Kontrak memiliki syarat dan ketentuan, dan salah satu syarat dan ketentuan dan proposisi itu adalah Anda mungkin saja keluar dari kontrak. Kami keluar dari kontak itu," imbuhnya.

Secara terpisah, salah satu menteri pada kabinet Morriso, David Littleproud, menyebut kritikan Macron terhadap Morrison 'tidak masuk akal'.

Dijelaskan Littleproud bahwa Morrison tidak bisa mengungkapkan bahwa AS telah menawarkan teknologi propulsi nuklir kepada Australia saat dirinya makan bersama dengan Macron pada Juni lalu, karena alasan keamanan nasional.

Halaman 2 dari 3
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads