Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memerintahkan Menteri Luar Negeri untuk mengusir duta besar dari Amerika Serikat, Jerman dan 8 negara Barat lainnya. Aksi ini bermula dari dukungan mereka untuk filantropis dan aktivis Osman Kavala.
Bagaimana awal mula murkanya Erdogan hingga memerintahkan agar 10 negara Barat ini diusir? berikut ulasannya.
Kasus Osman Kavala
Untuk menjelaskan awal mula tindakan Erdogan, kita dapat melihat lagi kasus Osman Kavala. Seperti dilansir AFP, Minggu (24/10/2021) Osman Kavala dikenal sebagai filantropis dan aktivis kelahiran kelahiran Prancis.
Sejak 2017, Osman Kavala telah dipenjara tanpa hukuman lantaran dituduh terkait anti-pemerintah 2013 dan kudeta militer yang gagal pada 2016.
Pada 2020, Osman Kavala sempat dibebaskan dari tuduhan terkait protes Gezi. Namun ia kembali ditangkap lantaran diduga berhubungan dengan kudeta 2016.
Pengawas HAM Dewan Eropa mengeluarkan peringatan terakhir kepada Turki untuk mematuhi perintah Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa 2019. Perintah itu meminta Kavala dibebaskan sambil menunggu persidangan yang masih tertunda.
Dari dalam penjara, Osman Kavala mengatakan kepada AFP pekan lalu bahwa Erdogan berusaha menyalahkan konspirasi asing atas penentangan terhadap pemerintahannya yang hampir dua dekade, terutama protes nasional 2013 yang dipicu oleh rencana untuk menghancurkan taman Gezi di Istanbul.
"Karena saya dituduh menjadi bagian dari konspirasi yang diduga diorganisir oleh kekuatan asing, pembebasan saya akan melemahkan fiksi yang bersangkutan," katanya.
Rencananya, sidang pengadilan Osman Kavala bakal dijadwalkan pada 26 November mendatang.
Baca selengkapnya soal perintah Erdogan untuk usir 10 dubes negara Barat di halaman selanjutnya.