Penyelenggara demo membatalkan aksi unjuk rasa di Kabul, Afghanistan pada hari Kamis (9/9) ini setelah Taliban secara efektif melarang demonstrasi. Taliban mengingatkan bahwa para pelanggar "akan menghadapi tindakan hukum yang berat".
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (9/9/2021), awal pekan ini pasukan bersenjata membubarkan ratusan pengunjuk rasa di kota-kota di Afghanistan, termasuk ibu kota Kabul, kota Faizabad di timur laut dan di Herat di barat, di mana dua orang ditembak mati.
Pada Rabu (8/9) malam waktu setempat, Taliban bergerak untuk memadamkan kerusuhan sipil lebih lanjut, dengan mengatakan aksi protes wajib membutuhkan izin sebelumnya dari Kementerian Kehakiman. Ditegaskan bahwa "untuk saat ini" tidak ada demonstrasi yang diizinkan.
Menurut wartawan AFP, ada kehadiran Taliban yang terasa lebih kuat di jalan-jalan Kabul pada Kamis pagi waktu setempat ketika para personel bersenjata -- termasuk pasukan khusus berseragam militer -- berjaga di sudut-sudut jalan dan pos-pos pemeriksaan.
Seorang penyelenggara aksi protes di luar kedutaan Pakistan -- di mana orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke udara pada Selasa (7/9) untuk membubarkan unjuk rasa -- mengatakan kepada AFP, bahwa aksi demo telah dibatalkan karena larangan Taliban.
Di lokasi aksi protes lain yang direncanakan di Kabul, tidak ada tanda-tanda demonstrasi.
Sebelumnya, dua wartawan Afghanistan dilaporkan mengalami luka parah setelah dipukuli dan ditahan berjam-jam oleh anggota Taliban karena meliput aksi unjuk rasa di ibu kota Kabul. Insiden ini bertentangan dengan klaim kelompok Taliban sebelumnya untuk menjunjung tinggi kebebasan pers.
Lihat Video: Ratusan Penerjemah Pasukan Inggris Belum Dievakuasi dari Afghanistan
(ita/ita)