Duh! 2 Wartawan Afghanistan Dipukuli Taliban Usai Meliput Demo

Duh! 2 Wartawan Afghanistan Dipukuli Taliban Usai Meliput Demo

Tim Detikcom - detikNews
Kamis, 09 Sep 2021 18:08 WIB
Sejumlah pasukan Taliban berjaga di area sekitar Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul. Mereka bersiaga di kawasan itu usai AS tinggalkan Afghanistan.
Ilustrasi -- Petempur Taliban di Afghanistan (dok. AP Photo/Khwaja Tawfiq Sediqi)
Kabul -

Dua wartawan Afghanistan mengalami luka parah setelah dipukuli dan ditahan berjam-jam oleh anggota Taliban karena meliput aksi unjuk rasa di ibu kota Kabul. Insiden ini bertentangan dengan klaim kelompok Taliban sebelumnya untuk menjunjung tinggi kebebasan pers.

Seperti dilansir AFP, Kamis (9/9/2021), kedua wartawan itu ditangkap saat meliput unjuk rasa pada Rabu (8/9) waktu setempat dan dibawa ke kantor polisi setempat, di mana mereka ditonjok dan dipukuli dengan tongkat, kabel listrik dan cambuk setelah dituduh menggelar unjuk rasa ilegal tersebut.

"Salah satu Taliban menempatkan kakinya di kepala saya, menginjak wajah saya di atas beton. Mereka menendang saya di kepala... Saya pikir mereka akan membunuh saya," tutur seorang wartawan foto setempat, Nematullah Naqdi, kepada AFP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun menjanjikan rezim yang lebih inklusif, Taliban mulai bergerak untuk menindak oposisi terhadap kepemimpinan mereka. Pada Rabu (8/9) malam waktu setempat, Taliban menetapkan unjuk rasa sebagai aksi ilegal kecuali mendapatkan izin dari Kementerian Kehakiman.

Naqdi dan koleganya, Taqi Daryabi, yang seorang reporter yang sama-sama bekerja untuk media lokal Etilaat Roz ditugaskan meliput unjuk rasa kecil di depan sebuah kantor polisi di Kabul. Unjuk rasa itu digelar kaum wanita yang menuntut hak untuk bekerja dan mengakses pendidikan di bawah pemerintahan Taliban.

ADVERTISEMENT

Dituturkan Naqdi bahwa dirinya didatangi seorang anggota Taliban segera setelah mengambil gambar di lokasi unjuk rasa.

"Mereka memberitahu saya 'Anda tidak bisa merekam'. Mereka menangkap semua yang merekam dan mengambil telepon genggam mereka," tutur Naqdi kepada AFP.

Naqdi menyatakan bahwa Taliban berupaya merampas kameranya, namun dia berhasil menyerahkannya kepada seseorang di kerumunan. Tiga anggota Taliban kemudian menangkap Naqdi dan membawanya ke kantor polisi setempat di mana dia kemudian dipukuli.

"Taliban mulai menghina saya, menendang saya," ucap Naqdi, sembari menyatakan dirinya dituduh sebagai penyelenggara unjuk rasa itu.

Saat bertanya mengapa dirinya dipukuli, Naqdi mendapatkan jawaban berbunyi: "Anda beruntung Anda tidak dipenggal."

Naqdi akhirnya dijebloskan ke dalam sel tahanan yang penuh orang di mana dia bertemu koleganya, Daryabi, yang juga ditangkap dan dipukuli. "Kami sangat kesakitan sehingga kami tidak bisa bergerak," tutur Daryabi menambahkan.

Beberapa jam kemudian, keduanya dibebaskan tanpa penjelasan apapun. Mereka dipulangkan dengan serentetan penghinaan oleh Taliban. "Mereka melihat kita sebagai musuh," imbuh Daryabi.

Para pejabat Taliban belum merespons laporan ini. Namun diketahui bahwa sebelumnya Taliban mengklaim akan menjunjung tinggi kebebasan pers sejalan dengan prinsip-prinsip Islam.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads