Ilustrasi : Edi Wahyono
Senin, 10 November 2025Pada Kamis, 30 Oktober lalu, beberapa pekerja ditugasi memeriksa dan mencatat kondisi gedung Astra Credit Companies (ACC) di Kwitang, Jakarta Pusat. Pemilik gedung tengah mempersiapkan renovasi. Sebab, gedung yang berjarak sekitar 100 meter dari Mako Brimob itu dibakar dan menjadi sasaran amukan demonstran pada 29 Agustus lalu. Para demonstran ini marah karena seorang pengemudi ojek daring, Affan Kurniawan, dilindas dengan kendaraan taktis Brimob sehari sebelumnya.
Gedung ACC itu terdiri atas empat lantai. Lantai dasar yang terbuka digunakan untuk parkir kendaraan dan area satuan pengamanan gedung. Lantai dua, yang paling parah terbakar, terdapat beberapa ruangan, seperti loket pelayanan, ruang sales, ruang marketing, ruang pelayanan, dan ruangan kepala cabang.
Namun, saat melakukan kegiatan tersebut, para pekerja mencium bau tak sedap. Setelah ditelusuri, bau itu berasal dari area yang paling parah terbakar, lantai dua. Di sana ditemukan dua kerangka manusia.
Kondisi jenazah yang ditemukan di lantai dua itu sudah hangus terbakar, tampak tinggal kerangka. Menyisakan sebagian gigi, sebagian tulang belakang, tulang pinggul, dan sebagian sisa organ dalam yang turut hangus terbakar. Dua kerangka itu tertutupi sebagian oleh reruntuhan plafon atap gedung yang terbakar. Jarak di antara kedua jenazah 1-2 meter. Salah satu kerangka didapati terbaring membelakangi jendela depan gedung.
Perlu diketahui, bangunan gedung ACC secara keseluruhan menghadap ke utara. Posisi penemuan berada di bagian depan lantai dua, tepat di sisi timur bangunan dan bersebelahan dengan tembok, di ruang yang sebelumnya difungsikan sebagai ruangan marketing.
Jarak kedua kerangka ke jendela utama yang berterali di bagian depan gedung sebetulnya tak jauh, sekitar 2-3 meter. Sedangkan jarak keduanya ke arah tangga utama yang menuju lantai dasar sekitar 10-12 meter dan kurang lebih 30 meter ke tangga darurat di belakang gedung.
Sebetulnya, pada 29 Agustus, saat gedung terbakar, di lantai yang sama, berdekatan dengan tangga menuju lantai dasar, sempat ada orang yang bisa diselamatkan dengan cara merusak terali besi di jendela bagian depan gedung di sisi barat. Video penyelamatan itu viral di media sosial dan masih bisa dilihat hingga hari ini. Sementara itu, kedua korban, yang belakangan diidentifikasi sebagai Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid, ditemukan dekat dengan lokasi penyelamatan tersebut, persis di dekat jendela berterali di sisi depan gedung sebelah timur.
Gedung ACC Dibakar dan Kejanggalan yang Menyertainya
Mundur ke belakang, pada 29 Agustus 2025, menurut keterangan para saksi, gedung ACC mulai dibakar sekitar pukul 15.00 WIB. Dari tampilan sejumlah video dan keterangan saksi, massa merangsek ke area gedung karena diprovokasi oleh beberapa orang tak dikenal. Orang-orang misterius ini turut melakukan perusakan, termasuk terhadap dua unit mobil di lantai dasar gedung.

Sebuah mobil dibakar massa di sekitar 60 meter dari gedung ACC pukul 16.10, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025).
Foto : Pradita Utama/detikcom
Selain itu, saat perusakan terjadi, tampak dua orang menggunakan penutup muka yang masing-masing menenteng dua ban mobil. Tak lama kemudian, gedung terbakar. Titik api mulanya berasal dari lantai dasar, dua mobil dibakar.
"Kalau yang dibakar mah dari jam 15.00, setengah 4-an itu udah yang di bawah tuh, mobil yang pertama tuh dibakar," ucap salah satu saksi mata kepada detikX.
Selain lantai dasar, beberapa sumber detikX mengatakan fokus pembakaran dilakukan di lantai dua. Api juga disulut, diduga menggunakan bantuan bahan bakar dan juga ban di dekat area tangga menuju lantai dua. Kondisi itu membuat orang-orang yang di dalam gedung kesulitan keluar. Saat itu banyak warga terjebak di dalam, sebagian menyelamatkan diri dengan memanfaatkan semacam tali dan meluncur dari atas gedung ke bawah. Salah satu warga juga berhasil selamat dengan merusak terali di jendela lantai dua.
Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta mendapat aduan kebakaran gedung ACC pada pukul 16.37 WIB. Mereka tiba di lokasi dengan 25 personel dan 8 unit kendaraan pemadam serta memulai operasi pemadaman pukul 16.41 WIB. Hingga tahap selanjutnya untuk pendinginan dan api dinyatakan padam pukul 17.47 WIB. Salah satu petugas pemadam kebakaran mengalami sesak napas karena gempuran gas air mata polisi yang memukul mundur demonstran agar menjauh dari Mako Brimob Kwitang. Petugas tersebut dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Beberapa saksi mengatakan pihak pemadam kebakaran sempat dihadang dan dihalang-halangi massa untuk melakukan tugasnya dan mendekat ke lokasi. Selain itu, menurut keterangan saksi, malam hari sekitar pukul 20.00 WIB, api terlihat berkobar kembali di lantai dua. Saksi mata lain juga membenarkan operasi damkar tak dapat dilakukan maksimal. Akhirnya pemadam baru benar-benar masuk ke lokasi keesokan harinya pada 30 Agustus sekitar pukul satu atau dua siang dan memadamkan api sepenuhnya menjelang petang.
"Jadi kan udah padam tuh. Nah, nggak tahu titik mana lagi, itu kebakar. Titiknya belum terlalu dipadamin. Soalnya, pemadam kan nggak bisa masuk," ungkap saksi mata kepada detikX.
Sejak kebakaran terjadi, setidaknya dua kali pihak kepolisian datang ke gedung ACC. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Heri Saputra mengatakan pihaknya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi gedung terbakar di Kwitang pada 2 September. Dia menyebut tidak menemukan adanya jasad atau kerangka Reno dan Farhan karena kondisi bangunan yang sudah dipenuhi oleh puing-puing.
"Kita sudah cek secara menyeluruh seluruh gedung, namun kita memang tidak melihat dan mencium karena di lokasi tersebut itu bercampur dengan puing-puing sisa kebakaran. Jadi tidak ada sama sekali yang menandakan ada korban kebakaran pada saat itu," kata Robby di RS Polri, Jakarta, Jumat, 7 November 2025.

Selain itu, tim dari Puslabfor Polri juga melakukan olah TKP di gedung ACC pada 19 September. Namun mereka juga tidak menemukan adanya kerangka dari kedua korban.
"Karena memang kondisinya, kalau kebakaran, kalau daging terbakar, itu sama dengan bau kayu terbakar kalau kebakar yang full menyeluruh," katanya.
Dia menyebut pihak sekuriti gedung juga telah rutin melakukan patroli di sekitar area yang terbakar. Namun para sekuriti internal tidak menemukan adanya kerangka manusia.
Sementara itu, sejumlah saksi di dekat gedung tak mencium bau mencurigakan bahkan setelah beberapa minggu kejadian. Bau tak sedap baru dirasakan sekitar dua bulan sejak kejadian.
Di sisi lain, menurut sumber detikX yang mengetahui proses identifikasi mengatakan pihaknya kesulitan, bahkan hampir mustahil memastikan penyebab awal kematian kedua korban. Hal itu karena kondisi jenazah yang hangus terbakar dan hanya sedikit menyisakan tulang belulang. Sisa organ dalam juga hangus terbakar.
"Jenazahnya itu hancur,” ucap salah satu sumber detikX. “Ini hangus yang kayak areng itu. Kecil-kecil gitu.”
Sisa-sisa Kejanggalan Proses Pencarian Reno dan Farhan
Salah satu sumber detikX yang tahu proses pencarian kedua korban mengaku juga kaget dengan ditemukannya kedua kerangka tersebut. Pasalnya, selama ini pihaknya masih cukup optimistis keduanya masih hidup. Berdasarkan pelacakan jejak digital keduanya—gawai dan e-mail—Reno dan Farhan sempat terdeteksi di beberapa tempat.
"Sampai titik terakhir di mana, itu ada masih. Bahkan sudah ada pembicaraan (kami) mau ke Kampung Bahari, Kampung Ambon (Jakarta Utara). Kan titiknya di situ terakhir terbacanya. Gitu ya, tiba-tiba malah ini yang muncul ACC," ucap sumber tersebut.
Sekitar September, salah satu nomor yang disebut sebagai nomor ponsel Farhan sempat terdeteksi di Bogor. Nomor itu, kata sumber ini, sempat ditelepon dan diangkat oleh seseorang yang langsung marah-marah. Walaupun mengetahui fakta gawai Farhan sempat digadaikan sebelum kejadian, menurut sumber ini, hal tersebut tetap mencurigakan.

Sebagian massa yang berdemonstrasi dari depan Mako Brimob Kwitang hingga daerah Pasar Senen, Jumat (29/8/2025).
Foto : Pradita Utama/detikcom
Selain itu, akun Facebook Farhan juga sempat aktif. Seseorang yang memegang akun tersebut pada 6 September 2025 juga sempat membuat unggahan di laman Facebook Farhan.
"Nomor HP-nya Farhan itu pernah terkoneksi dengan 43 device," ucap sumber tersebut kepada detikX.
Sementara itu, jejak digital Reno juga disebut sempat terdeteksi di Sumatera. "Reno, kalau nggak salah ya, ada terdeteksi (jejak digitalnya) dia di Sumatera. Makanya kita ini sebenarnya agak tenang, ini orang hidup," ucapnya.
Terakhir terdeteksi, jejak digital kedua korban yang tak saling kenal itu sama-sama terdeteksi di sekitar Kampung Bahari, Jakarta Utara. Sebelum dilakukan pengecekan, akhirnya tersiar kabar penemuan kerangka di Kwitang yang teridentifikasi sebagai Farhan dan Reno.
Proses tersebut turut dikonfirmasi oleh Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam. Ia mengatakan, dalam proses pencarian keduanya, KontraS dan Polda Metro Jaya terus melakukan koordinasi. Menurutnya, baik kontraS maupun Polda Metro Jaya selama ini juga mendeteksi jejak digital kedua korban di beberapa tempat seusai demonstrasi besar 29 Agustus lalu. Karena itu, fokus penelusuran dilakukan di sejumlah titik tersebut.
"Makanya konsentrasilah polisi dan juga KontraS ngecek jejak digital ini. Apalagi misalnya di Facebook, itu kan masih ada itu komunikasi. Terus juga sempat terdeteksi jejak digitalnya di Bogor, Sumatera, juga termasuk di Jakarta sini," kata eks komisioner Komnas HAM tersebut kepada detikX pekan lalu.
Di sisi lain, Anam juga menegaskan ada pola yang mirip antara serangkaian peristiwa Agustus lalu dan peristiwa kerusuhan 1998. Termasuk sejumlah kejanggalan yang terjadi di beberapa lokasi kebakaran, seperti di Kwitang, Makassar, dan Bandung. Ia mendorong dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk menyelidiki serangkaian peristiwa yang terjadi pada akhir Agustus lalu tersebut.
"Harus menyeluruh diselidiki, tidak hanya satu peristiwa," ucapnya.
Reporter: Ahmad Thovan Sugandi, Ani Mardatila, Fajar Yusuf Rasdianto
Penulis: Ahmad Thovan Sugandi
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Fuad Hasim