Pemerintah Inggris menyatakan pihaknya berencana untuk menyelesaikan evakuasi dari Afghanistan "dalam hitungan jam".
"Kami akan memproses orang-orang yang akan kami bawa, kira-kira 1.000 orang yang berada di bandara (Kabul) sekarang," kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace kepada Sky News seperti dilansir dari AFP, Jumat (27/8/2021).
"Dan kami akan mencari cara untuk terus menemukan beberapa orang di antara kerumunan, di mana kami bisa, tetapi secara keseluruhan pemrosesan utama sekarang telah ditutup dan kami memiliki beberapa jam saja," imbuhnya.
Wallace mengatakan bahwa Inggris telah "menutup Hotel Baron" di dekat bandara Kabul, yang menjadi lokasi berkumpulnya mereka yang ingin terbang ke Inggris.
Inggris juga menutup pusat pemrosesan bagi pencari suaka, dan menutup Gerbang Abbey, salah satu titik akses ke bandara Kabul, salah satu area yang menjadi sasaran dua serangan bom bunuh diri pada hari Kamis (26/8).
Wallace mengatakan, hampir 14.000 warga Inggris dan Afghanistan telah diselamatkan sebagai bagian dari evakuasi Inggris sejak pertengahan Agustus. "Fakta yang menyedihkan adalah tidak setiap orang akan keluar," imbuhnya.
Serangan bom yang mengguncang bagian luar bandara Kabul itu terjadi dua kali. Satu bom disebut meledak di dekat Gerbang Abbey dan satu bom lainnya meledak di dekat Hotel Baron. Ledakan bom itu terjadi di tengah kerumunan yang berkumpul di gerbang bandara Kabul. Sedikitnya 85 orang termasuk 13 tentara AS tewas dalam dua ledakan bom tersebut.
Kelompok ISIS cabang Afghanistan, ISIS-Khorasan (ISIS-K) dalam pernyataannya mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu, dan menyebut salah satu pengebom bunuh menargetkan 'para penerjemah dan kolaborator dengan tentara Amerika'.
(ita/ita)