Duta Besar Prancis mengkritik keras Perdana Menteri (PM) sementara Lebanon, Hassan Diab, yang dianggap berupaya mengalihkan kesalahan atas krisis ekonomi parah yang tengah melanda negaranya. Ditegaskan bahwa krisis ekonomi dipicu 'salah kelola dan kelambanan' para pemimpin Lebanon selama bertahun-tahun.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (9/7/2021), Bank Dunia telah menyebut krisis ekonomi yang melanda Lebanon saat ini sebagai depresi terburuk dalam sejarah modern. Mata uang Pound Lebanon kehilangannya lebih dari 90 persen nilainya dan lebih dari separuh populasi Lebanon terjerumus ke dalam kemiskinan.
Kritikan Duta Besar Prancis untuk Lebanon, Anne Grillo, disampaikan untuk menanggapi pidato Diab yang menyebut pengepungan telah terjadi di Lebanon dan memperingatkan adanya kerusuhan sosial dalam waktu dekat.
Istilah 'pengepungan' itu tampaknya merujuk pada tuntutan yang dicetuskan negara-negara Barat dan para pendonor internasional lainnya untuk Lebanon. Diketahui bahwa mereka menuntut terbentuknya pemerintahan baru dan reformasi besar-besaran sebelum memberikan bantuan kepada Lebanon.
Dalam rekaman komentarnya yang dirilis Kedutaan Besar Prancis pada Rabu (7/7) waktu setempat, Grillo menyalahkan 'kelas politik' Lebanon atas kejatuhan ekonomi negara itu.
"Tapi yang menakutkan, Tuan Perdana Menteri, adalah saat ini keruntuhan brutal ini ... adalah akibat yang disengaja dari salah kelola dan kelambanan selama bertahun-tahun," sebut Grillo merujuk pada pemerintah dan pemimpin Lebanon.
"Ini bukan akibat dari pengepungan eksternal. Ini akibat dari tanggung jawab Anda sendiri, Anda semuanya, selama bertahun-tahun, dari kelas politik. Ini kenyataannya," imbuhnya.
Lihat juga video saat 'Presiden Prancis Temui Para Pemimpin Dunia, Bahas Apa?':
(nvc/ita)