Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, menuturkan dirinya sukses dalam membentuk koalisi baru untuk mengakhiri kekuasaan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu. Koalisi itu tinggal menunggu penetapan oleh parlemen Israel, atau yang biasa disebut Knesset, untuk diresmikan menjadi pemerintahan baru Israel.
Seperti dilansir AFP, Kamis (3/6/2021), pengumuman Lapid ini disampaikan pada jam-jam akhir sebelum batas waktu pembentukan pemerintahan baru berakhir pada Rabu (2/6) tengah malam waktu setempat.
Dia melakukan perundingan maraton dengan sejumlah partai politik Israel yang beragam, namun bersatu dalam tekad melengserkan Netanyahu. Jika koalisi itu dikonfirmasi oleh 120 anggota Knesset dalam beberapa hari ke depan, maka akan mengakhiri kekuasaan Netanyahu yang mendominasi politik Israel sejak lama.
"Saya berhasil," ucap Lapid yang seorang mantan penyiar berita televisi ini, dalam pernyataan via Facebook.
Baca juga: Israel Tangkap Pemimpin Hamas di Tepi Barat |
"Saya menjanjikan bahwa pemerintahan ini akan bekerja untuk melayani semua warga negara Israel, orang-orang yang memilih mereka dan orang-orang yang tidak memilih mereka," tegasnya.
Jutawan teknologi beraliran nasionalis sayap kanan, Naftali Bennett (49), akan menjabat sebagai PM Israel yang pertama dalam koalisi yang memiliki perjanjian rotasi kepemimpinan ini. Lapid selanjutnya akan mengambil alih jabatan PM Israel setelah dua tahun kemudian.
"Dengan pertolongan Tuhan kita akan melakukan bersama-sama apa yang baik untuk Israel dan kita akan membuat Israel kembali ke jalurnya," ucap Bennett kepada Presiden Reuven Rivlin setelah Lapid memberitahu pembentukan koalisi tersebut.
(nvc/ita)