Wanita berusia 20 tahun ini pertama kali menarik perhatian publik setelah merilis foto-fotonya memakai pakaian tradisional Yaman. Dia kemudian tampil dalam acara televisi lokal dan berbicara soal mimpinya menjadi supermodel internasional.
Houthi sempat menuduh Al-Hammadi melanggar aturan pakaian tradisional Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penculikan Al-Hammadi memicu kemarahan baik di dalam maupun di luar Yaman, dengan para aktivis HAM dan pejabat pemerintahan Yaman yang diakui internasional, menyamakan penindasan Houthi terhadap wanita dengan tindakan kelompok teroris seperti Al-Qaeda dan Islamic States of Iraq and Syria (ISIS).
Menteri Informasi, Budaya, dan Pariwisata Yaman, Moammaer Al-Eryani, menyebut Houthi telah melakukan operasi 'sistematis dan terorganisasi' terhadap wanita-wanita Yaman di wilayah kekuasaan mereka.
"Kami menyerukan kepada komunitas internasional, PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa), Utusan Amerika Serikat (AS) untuk Yaman dan organisasi pelindungan wanita untuk mengecam kejahatan ini dan menekan milisi teroris Yaman untuk segera membebaskan para korban penculikan," cetus Al-Eryani via media sosial.
"Mereka harus berhenti memeras wanita-wanita ini dan membebaskan tanpa syarat semua wanita yang menghilang dari penjara-penjara rahasia," imbuhnya.
Para pengguna media sosial juga mengecam Houthi karena menculik wanita-wanita di jalanan. Salah satu aktivis Yaman, Huda Al-Sarari, menyebut penculikan Al-Hammadi sebagai bagian dari kampanye 'kotor' yang dilakukan Houthi terhadap kaum wanita.
"Solidaritas saya bersama Entisar dan bersama seluruh pria dan wanita korban penculikan di dalam penjara milisi tersebut," tulisnya via Twitter.
(nvc/ita)