Pusat Budaya Islam di wilayah Prancis Barat diserang dengan sejumlah aksi vandalisme bernuansa Islamofobia pada Minggu (10/4) waktu setempat. Merespons tindakan tersebut, pemerintah Prancis mengecam aksi yang dilakukan menjelang Ramadhan tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Senin (12/4/2021), aksi vandalisme dilakukan pada sisi bangunan yang digunakan sebagai ruang salat di Pusat Budaya Islam di kota Rennes. Aksi tersebut memicu perhatian lantaran dilakukan beberapa hari sebelum dimulainya bulan suci Ramadhan di negara tersebut.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerard Darmanin, mengatakan insiden itu adalah 'serangan yang menjijikkan' terhadap kebebasan fundamental untuk percaya pada suatu agama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (12/4/2021):
- Beredar Rumor Duterte Sakit dan Meninggal di Singapura, Ini Faktanya
Beredar rumor bahwa Presiden Filipina Rodrigo Duterte sedang sakit, bahkan ada rumor yang menyebut dirinya telah meninggal. Kabar burung ini muncul setelah Duterte tidak pernah muncul di depan publik selama dua minggu berturut-turut. Namun, rumor itu ditepis oleh penasihat dan sejumlah asistennya.
Seperti dilansir The Straits Times, Senin (12/4/2021) disebutkan ada sejumlah rumor yang beredar terkait Duterte - salah satunya adalah bahwa dia menderita stroke ringan dan dibawa ke Singapura, bahkan disebut meninggal dunia di sana.
Diketahui sosok Duterte terakhir kali terlihat di depan umum pada 29 Maret lalu, ketika dia menerima pengiriman satu juta dosis vaksin Sinovac dari China. Duterte juga mendadak tidak muncul untuk pidato mingguannya di televisi, ketika lebih dari 100 pengawalnya dinyatakan positif COVID-19.
Rumor kian merebak lantaran putri Duterte, yang juga Walikota Davao, Sara Duterte-Carpio, terbang ke Singapura minggu lalu.
- Militer Myanmar Pungut Uang dari Keluarga yang Ambil Jenazah Kerabat
Militer Myanmar memungut biaya sebesar 120 ribu Kyat Myanmar (Rp 1,2 juta) bagi keluarga yang ingin mengambil jenazah kerabatnya yang tewas di tangan pasukan keamanan saat unjuk rasa antikudeta pada Jumat (9/4) waktu setempat.
Seperti dilansir CNN, Senin (12/4/2021), kelompok advokasi Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP) melaporkan bahwa sedikitnya 82 orang tewas dalam unjuk rasa antikudeta di Bago, yang berjarak 90 kilometer sebelah timur laut Yangon.
AAPP dalam laporannya menyebut militer Myanmar menembaki para demonstran antikudeta di kota Bago pada Jumat (9/4) lalu, dengan menggunakan senapan serbu, granat peluncur roket (RPG) dan granat tangan.
Menurut AAPP, lebih dari 700 orang tewas dalam berbagai insiden saat unjuk rasa di Myanmar sejak kudeta militer dilancarkan pada 1 Februari lalu. Sejak saat itu, pasukan keamanan junta Myanmar yang terdiri atas polisi, tentara dan tentara elite kontra-pemberontak menggunakan kekerasan berlebihan secara sistematis terhadap demonstran tanpa senjata dan beraksi damai. Sekitar 3.000 orang ditangkap dan banyak aktivis terpaksa bersembunyi.
- Polisi AS Todongkan Senjata-Semprotkan Merica ke Tentara Kulit Hitam
Gubernur Virginia, Ralph Northam, berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh setelah sebuah rekaman video yang beredar menunjukkan dua polisi Amerika Serikat (AS) menahan seorang tentara berkulit hitam di bawah todongan senjata api. Para polisi juga menggunakan semprotan merica ke wajah tentara itu.
Simak juga 'Korea Utara Mengundurkan Diri dari Olimpiade Tokyo':
Seperti dilansir AFP, Senin (12/4/2021), dalam video tersebut, Letnan Caron Nazario yang keturunan Afrika-Amerika dan Latin, berulang kali menanyakan apa kesalahannya saat dia dihentikan di tengah jalan dan diminta keluar mobil sambil ditodong senjata api oleh dua polisi setempat.
"Ini benar-benar kacau," ucap Nazario dalam video tersebut.
Tidak diketahui pasti alasan polisi sampai menodongkan senjata dan menggunakan semprotan merica. Namun pihak kepolisian setempat menuduh Nazario saat itu tidak kooperatif.
- Jelang Ramadhan, Aksi Islamofobia Terjadi di Pusat Budaya Islam di Prancis
Pusat Budaya Islam di wilayah Prancis Barat diserang dengan sejumlah aksi vandalisme bernuansa Islamofobia pada Minggu (10/4) waktu setempat. Merespons tindakan tersebut, pemerintah Prancis mengecam aksi yang dilakukan menjelang Ramadhan tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Senin (12/4/2021), aksi vandalisme dilakukan pada sisi bangunan yang digunakan sebagai ruang salat di Pusat Budaya Islam di kota Rennes. Aksi tersebut memicu perhatian lantaran dilakukan beberapa hari sebelum dimulainya bulan suci Ramadhan di negara tersebut.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerard Darmanin, mengatakan insiden itu adalah 'serangan yang menjijikkan' terhadap kebebasan fundamental untuk percaya pada suatu agama.
Lebih lanjut, Darmanin juga mengatakan warga Muslim berhak mendapatkan perlindungan yang sama seperti kelompok agama-agama lainnya di Prancis.
- Kim Jong Un Hukum Mati Pejabat Pendidikan yang Mengkritik Pemerintah
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dilaporkan telah memerintahkan eksekusi mati seorang pejabat pendidikan tinggi karena "kegiatan anti-partai" - setelah dia mengeluh karena tidak menerima dukungan dan sumber daya dari pemerintah.
Seperti dilaporkan Daily NK dan New York Post, Senin (12/4/2021), pria berusia 50-an, yang hanya diidentifikasi sebagai Park, telah dipilih untuk menjabat sebagai ketua "komisi Kementerian Pendidikan Tinggi untuk implementasi Undang-Undang Pendidikan Jarak Jauh".
Tetapi penyelidikan oleh Departemen Organisasi dan Bimbingan (OGD) atas komisi tersebut mengungkapkan bahwa Park gagal mencapai kemajuan nyata untuk menginformasikan pembelajaran jarak jauh di negara tersebut - dan bahwa komisi tersebut hanya berkumpul untuk mengkritik pemerintah.