Banyak orang di Myanmar, terutama anak-anak muda, tidak dapat menerima kembalinya pemerintahan yang dibawahi oleh para jenderal.
Lebih lanjut, kudeta juga memicu bentrokan dengan sejumlah etnis minoritas, yang kini mengumumkan dukungan untuk gerakan pro-demokrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serikat Nasional Karen, yang menandatangani gencatan senjata pada tahun 2012, telah menyaksikan serangan udara militer pertama terhadap pasukannya dalam lebih dari 20 tahun dan mengatakan harus berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan pemerintah. Kelompok itu mengatakan lebih dari 12.000 penduduk desa telah meninggalkan rumah mereka karena serangan udara.
Pertempuran juga berkobar di utara Myanmar, antara tentara dan pemberontak etnis Kachin. Gejolak tersebut telah menyebabkan ribuan orang mengungsi ke Thailand dan India.
(izt/imk)