Gempar Artis dan Influencer dalam Bidikan Junta Militer Myanmar

Round Up

Gempar Artis dan Influencer dalam Bidikan Junta Militer Myanmar

Tim Detikcom - detikNews
Minggu, 04 Apr 2021 20:02 WIB
Anti-coup protesters aim with homemade air rifle during a protest in Yangon, Myanmar, Saturday, April 3, 2021. Threats of lethal violence and arrests of protesters have failed to suppress daily demonstrations across Myanmar demanding the military step down and reinstate the democratically elected government. (AP Photo)
Potret Pendemo Myanmar Siaga dengan Senapan Angin (Foto: AP Photo)
Jakarta -

Hampir 40 artis dan influencer, termasuk penyanyi dan model turut menjadi sasaran junta militer Myanmar dengan mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada mereka. Para public figure tersebut kerap menyuarakan protes dan menentang aturan militer.

Seperti dilansir Reuters, Minggu (4/4/2021), surat perintah penangkapan ditujukan di bawah undang-undang yang melarang untuk melakukan hasutan kepada angkatan bersenjata, terkait perbedaan pendapat. Pengumuman yang disampaikan melalui siaran media pemerintah pada hari Jumat (2/4) dan Sabtu (3/4) lalu itu mengancam akan memberikan hukuman hingga 3 tahun penjara.

Salah satu yang masuk dalam daftar penangkapan, blogger Thurein Hlaing Win, mengatakan kepada Reuters bahwa dia terkejut melihat dirinya dicap sebagai penjahat di televisi dan kini harus bersembunyi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak melakukan hal buruk atau jahat. Saya berdiri di sisi kebenaran. Saya mengikuti jalan yang saya yakini. Antara kebaikan dan kejahatan, saya memilih yang baik, "katanya melalui telepon dari lokasi yang dirahasiakan.

"Jika saya dihukum karena itu, hati nurani saya bersih. Keyakinan saya tidak akan berubah. Semua orang tahu yang sebenarnya. "

ADVERTISEMENT

Sementara itu, pada protes Minggu (4/4), demonstran menjadikan telur Paskah sebagai simbol pembangkangan. Mereka memposting gambar telur dengan slogan penentangan terhadap junta.

Pesan-pesan termasuk "Kita Harus Menang", "Revolusi Musim Semi" dan "Keluar MAH" dilukis di atas sejumlah telur dalam foto-foto yang dimuat di media sosial, pesan terakhir disebut mengacu pada pemimpin junta Min Aung Hlaing.

Militer Myanmar memerintah dengan tangan besi setelah merebut kekuasaan dalam kudeta 1962 hingga mulai menarik diri dari politik sipil satu dekade lalu, membebaskan Suu Kyi dari tahanan rumah selama bertahun-tahun dan melakukan pemilihan umum pada 2015, yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi.

Dikatakan bahwa mereka harus menggulingkan pemerintahan Suu Kyi karena pemilihan November, lagi-lagi dimenangkan dengan mudah oleh partainya, diwarnai dengan kecurangan. Klaim junta itu kemudian ditolak oleh komisi pemilihan.

Banyak orang di Myanmar, terutama anak-anak muda, tidak dapat menerima kembalinya pemerintahan yang dibawahi oleh para jenderal.

Lebih lanjut, kudeta juga memicu bentrokan dengan sejumlah etnis minoritas, yang kini mengumumkan dukungan untuk gerakan pro-demokrasi.

Serikat Nasional Karen, yang menandatangani gencatan senjata pada tahun 2012, telah menyaksikan serangan udara militer pertama terhadap pasukannya dalam lebih dari 20 tahun dan mengatakan harus berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan pemerintah. Kelompok itu mengatakan lebih dari 12.000 penduduk desa telah meninggalkan rumah mereka karena serangan udara.

Pertempuran juga berkobar di utara Myanmar, antara tentara dan pemberontak etnis Kachin. Gejolak tersebut telah menyebabkan ribuan orang mengungsi ke Thailand dan India.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads