Filipina akan memperpanjang lockdown (penguncian) terkait virus Corona terhadap lebih dari 24 juta orang di Manila dan sekitarnya. Tenda-tenda dan para petugas kesehatan pun dikerahkan ke rumah sakit yang kewalahan di ibu kota Filipina itu, yang tengah mengalami lonjakan kasus infeksi Corona.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (3/4/2021), juru bicara kepresidenan Harry Roque mengatakan, orang-orang di Metro Manila - wilayah ibu kota nasional - dan empat provinsi tetangga harus tinggal di rumah selama seminggu lagi kecuali mereka adalah pekerja penting.
Pengumuman itu disampaikan ketika jumlah kasus infeksi baru selama satu hari mencapai rekor tertinggi 12.576 kasus. Dengan demikian, sejauh ini jumlah total kasus infeksi Corona di negara itu menjadi lebih dari 784.000 kasus, termasuk lebih dari 13.400 kematian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Varian virus yang lebih menular dan kepatuhan yang buruk terhadap protokol kesehatan menjadi penyebab lonjakan kasus dalam beberapa pekan terakhir.
"Kami menyerukan kepada pemerintah daerah untuk memperketat penegakan tindakan karantina kita dan mengkonfrontir orang-orang yang gagal mengikuti standar kesehatan minimum," kata Roque.
Kelompok peneliti independen OCTA mengatakan, karantina komunitas yang ditingkatkan selama seminggu yang diberlakukan pada 29 Maret mulai menunjukkan tanda-tanda memperlambat penyebaran virus.
Lonjakan kasus infeksi Corona telah membanjiri banyak rumah sakit. Dilaporkan bahwa banyak orang mengemudi selama berjam-jam di sekitar ibu kota yang luas untuk mencari fasilitas yang dapat merawat orang-orang tersayang mereka yang sakit.
Simak juga video 'Amerika dan 13 Negara Lainnya Ragukan Laporan WHO':
Untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit, Departemen Kesehatan mengatakan tenda modular sedang dikirim ke rumah sakit di seluruh Metro Manila dengan bantuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan dana anak-anak PBB, UNICEF.
Petugas kesehatan "sukarelawan" dari daerah lain di mana tingkat penularan virus rendah, akan dikerahkan ke rumah sakit di ibu kota dalam beberapa pekan mendatang.
Di bawah pembatasan yang mempengaruhi seperlima populasi negara itu, kebaktian gereja dan pertemuan massal lainnya dilarang dan jam malam pukul 18:00 hingga 05:00 diberlakukan.
Supermarket, apotek, dan bisnis penting lainnya diizinkan beroperasi, dan olahraga di luar ruangan juga diizinkan.
Sebelumnya, lockdown selama berbulan-bulan telah melumpuhkan ekonomi Filipina, menyebabkan hilangnya jutaan pekerjaan dan membuat banyak rumah tangga kelaparan.
Peluncuran vaksin yang lamban dan pelacakan kontak yang buruk telah memicu kecaman terhadap pemerintah Presiden Rodrigo Duterte, yang telah dituduh gagal dalam menanggapi pandemi.
Hingga Kamis (1/4), 760.938 petugas kesehatan telah menerima dosis pertama mereka, kata departemen kesehatan.
Sebelumnya, pemerintah Filipina menargetkan untuk menyelesaikan inokulasi 1,7 juta pekerja kesehatan pada pertengahan April.
(ita/ita)