Kasus Bunuh Diri Terus Melonjak di Malaysia, Mayoritas Pria

Kasus Bunuh Diri Terus Melonjak di Malaysia, Mayoritas Pria

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 09 Jul 2024 15:08 WIB
Ilustrasi Bunuh Diri
Ilustrasi bunuh diri (Foto: Thinkstock)
Kuala Lumpur -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Jumlah kasus bunuh diri di wilayah Malaysia dilaporkan meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Data otoritas Kuala Lumpur menyebut angka bunuh diri tergolong tetap tinggi, dengan sedikitnya 4.440 kasus bunuh diri tercatat dalam lima tahun terakhir di negara tersebut.

Seperti dilansir The Star, Selasa (9/7/2024), Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi mengungkapkan bahwa jumlah kasus bunuh diri di negara tersebut mengalami peningkatan, terutama selama tiga tahun terakhir dengan lebih dari atau hampir 1.000 kasus tercatat setiap tahunnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan Ahmad Zahid bahwa jumlah kasus bunuh diri tahun 2019 mencapai 609 kasus, tahun 2020 mencapai 621 kasus, tahun 2021 mencapai 1.142 kasus, tahun 2022 mencapai 981 kasus dan tahun 2023 mencapai 1.087 kasus.

Dia mengungkapkan bahwa mayoritas kasus bunuh diri di Malaysia dilakukan oleh laki-laki dengan jumlahnya melebihi 3.600 kasus, sedangkan jumlah kasus bunuh diri di kalangan perempuan mencapai lebih dari 780 kasus.

ADVERTISEMENT

Yang mengkhawatirkan, Ahmad Zahid menekankan bahwa komunitas Tionghoa terus memiliki angka bunuh diri tertinggi setiap tahunnya dibandingkan etnis lainnya di Malaysia sejak tahun 2019.

Warga non-Malaysia menempati urutan kedua tertinggi, sedangkan warga etnis India dan Melayu sama-sama memiliki angka bunuh diri tertinggi ketiga dan keempat setiap tahunnya.

"Tidak bisa dipungkiri bahwa negara ini saat ini sedang mengalami perubahan sosial dan ekonomi yang drastis akibat munculnya berbagai tren baru seperti perubahan demografi, urbanisasi, inovasi digital, kesenjangan ekonomi, perubahan kekuatan ekonomi global, dan hiperkonektivitas global," tutur Ahmad Zahid.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Live DetikSore:

Saksikan juga 'Harga Obat Indonesia Vs Malaysia':

[Gambas:Video 20detik]



"Perubahan ini mengakibatkan perubahan signifikan dalam perilaku sosial, perubahan budaya, dan perubahan perilaku serta perubahan dinamis dalam institusi keluarga dan masyarakat umum," sebutnya.

"Hal ini menunjukkan perlunya perubahan awal yang drastis dalam pendekatan kebijakan sosial agar bisa mengimbanginya," cetus Ahmad Zahid.

Dalam pernyataannya, dia juga mengungkapkan bahwa Saluran Krisis Kesehatan Mental Nasional atau HEAL Line 15555 (Help with Empathy and Love) telah menerima lebih dari 48.900 panggilan sejak Oktober 2022 hingga Juni 2024.

Dari panggilan-panggilan telepon itu, sebut Ahmad Zahid, lebih dari 28.870 orang menerima dukungan emosional yang sangat dibutuhkan, sementara lebih dari 20.030 orang lainnya mendapat intervensi khusus yang mencakup pengajaran psikoedukasi, keterampilan mengatasi masalah positif, dan terapi perilaku kognitif.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads