Filipina baru saja menerima pasokan pertama vaksin virus Corona (COVID-19) yang didonasikan China. Pasokan vaksin ini diterima sehari sebelum program vaksinasi dimulai, tapi Presiden Rodrigo Duterte tidak masuk dalam kelompok pertama yang akan disuntik vaksin dari Sinovac Biotech tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Senin (1/3/2021), Duterte menghadiri seremoni pada Minggu (28/2) waktu setempat untuk menandai kedatangan 600 ribu dosis vaksin Sinovac, atau yang disebut CoronaVac, yang diantarkan oleh pesawat militer China.
Pasokan itu merupakan yang pertama dari total 25 juta dosis vaksin Sinovac yang akan dikirimkan China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam konferensi pers, Duterte yang bulan depan berusia 77 tahun, menyatakan dirinya ingin divaksinasi, namun dokternya menginginkan vaksin Corona buatan China dengan merek berbeda untuknya.
Pernyataan Duterte ini menekankan kurangnya dukungan dari pemimpin Filipina terhadap program vaksinasi Corona di wilayahnya. Salah satu jajak pendapat menunjukkan kurang dari sepertiga warga Filipina yang bersedia divaksinasi karena adanya berbagai persepsi soal efek samping vaksin.
Program vaksinasi Corona di Filipina menargetkan para tenaga kesehatan, polisi dan personel militer untuk tahap awal.
Otoritas Filipina juga merundingkan kesepakatan dengan produsen vaksin lainnya, dengan target memvaksinasi 70 juta orang atau dua pertiga populasinya.
Saksikan juga 'Alasan BPOM Akhirnya Setujui Vaksin Sinovac untuk Lansia':
Filipina menjadi negara Asia Tengara paling terakhir yang menerima pasokan awal vaksin Corona, yang memicu kekhawatiran pada prospek pemulihan ekonomi yang terdampak parah akibat lockdown Corona yang berkepanjangan.
"Apa yang Anda lihat sekarang adalah vaksin sumbangan. Masalahnya adalah semua orang bergegas mengamankan pasokan. Sampai ada sisa pasokan, kita harus menunggu," ucap Duterte dalam konferensi pers.
Duterte berjanji akan melonggarkan pembatasan untuk mendukung pemulihan ekonomi, namun hanya saat lebih banyak pasokan vaksin Corona yang tersedia.