Tentara Kemerdekaan Kachin -- sayap militer Organisasi Kemerdekaan Kachin -- menyerang sebuah kantor polisi di kota Shwegu pada Rabu (31/3) dini hari. Para penyerang, menurut laporan media lokal 74 Media dan Bhamo Platform, merampas persenjataan dan pasokan di kantor polisi itu, serta melukai seorang polisi.
Kachin telah melancarkan rentetan serangan terhadap militer Myanmar sejak kudeta. Pertempuran terbaru dipicu oleh serangan pemerintah di empat pos Kachin. Usai salah satu serangan Kachin pada pertengahan Maret, militer Myanmar membalas dengan menggempur markas Kachin dengan helikopter militer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Kachin, kelompok gerilya Karen juga menyerang dan menduduki sebuah pos militer Myanmar pada Sabtu (27/3) lalu. Militer Myanmar membalasnya dengan serangan udara, yang menurut Free Burma Rangers, menewaskan 13 warga desa setempat dan memaksa ribuan orang kabur ke perbatasan Thailand.
Gempuran militer Myanmar itu memicu krisis di Thailand, dengan sekitar 3.000 warga etnis Karen mencari perlindungan ke negara tetangga Myanmar itu. Perdana Menteri (PM) Thailand, Prayuth Chan-O-Cha, menyatakan banyak dari mereka yang segera kembali ke wilayah Myanmar usai menyeberang perbatasan. Disebutkan bahwa sejauh ini hanya tinggal 200 warga etnis Karen yang ada di wilayah Thailand.
Sementara itu, unjuk rasa antikudeta terus berlanjut di berbagai kota Myanmar. Demonstran di salah satu wilayah Yangon melakukan long-march. Demonstran yang kebanyakan kalangan muda ini berhenti sebentar di pinggiran Hlaing untuk menghormati seorang demonstran yang tewas dalam bentrokan.
(ita/ita)