Iran Serukan Biden Cabut Sanksi-sanksi AS Tanpa Syarat

Iran Serukan Biden Cabut Sanksi-sanksi AS Tanpa Syarat

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 23 Jan 2021 14:37 WIB
Covid-19: Joe Biden keluarkan 10 perintah eksekutif untuk perangi pandemi virus corona
Joe Biden (dok. BBC World)
Teheran -

Otoritas Iran menyerukan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, untuk mencabut sanksi-sanksi yang diterapkan kembali oleh pemerintahan era mantan Presiden Donald Trump demi menyelamatkan kesepakatan nuklir tahun 2015. Biden diminta untuk mencabut sanksi AS untuk Iran 'tanpa syarat'.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (23/1/2021), pemerintahan era Trump pada tahun 2018 menarik AS secara sepihak dari kesepakatan nuklir Iran, yang secara resmi disebut sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA). Kesepakatan itu dicapai tahun 2015 antara Iran dengan AS, China, Rusia, Inggris, Prancis dan Jerman.

JCPOA menawarkan keringanan sanksi sebagai imbalan atas pembatasan ambisi nuklir Iran dan jaminan negara itu tidak akan membuat bom atom. Iran pada saat itu menyatakan pihaknya hanya mengejar program energi nuklir sipil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun setelah Trump menarik AS dari JCPOA, pemerintahannya menerapkan kembali sanksi keras pada Iran sebagai bagian dari kebijakan 'tekanan maksimum'. Sanksi-sanksi itu menargetkan penjualan minyak Iran yang vital dan hubungan negara itu dengan perbankan internasional, yang semakin membawa perekonomian Iran ke jurang resesi.

Sejak tahun 2019, Iran menangguhkan kepatuhannya pada batasan-batasan yang ditetapkan JCPOA sebagai respons atas penerapan kembali sanksi-sanksi AS. Namun beberapa waktu terakhir, pemerintah Iran mengisyaratkan kesiapan untuk kembali berkomunikasi dengan AS di bawah Biden, yang telah mengutarakan kesediaan kembali berdiplomasi dengan Iran.

ADVERTISEMENT

"Pemerintahan baru di Washington memiliki pilihan fundamental untuk diambil," cetus Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, yang menjadi salah satu penyusun kesepakatan nuklir tahun 2015.

Zarif menyatakan bahwa pemerintahan Biden 'bisa merangkul kebijakan yang gagal dari pemerintahan Trump' atau 'bisa memilih jalan yang lebih baik dengan mengakhiri kebijakan 'tekanan maksimum' Trump yang gagal dan kembali ke kesepakatan yang ditinggalkan pendahulunya'.

"Tapi jika Washington sebaliknya bersikeras untuk menarik konsesi, maka peluang ini akan hilang," imbuhnya.

Menteri Luar Negeri (Menlu) pilihan Biden, Anthony Blinken, dalam sidang penetapan Senat AS pekan ini menyebut kebijakan Trump membuat Iran 'lebih berbahaya'. Blinken mengonfirmasi keinginan Biden agar AS kembali bergabung kesepakatan nuklir Iran, namun menegaskan semuanya bergantung pada Iran untuk kembali menjaga kepatuhan ketat dengan komitmennya.

Tapi Iran bersikeras bahwa AS harus terlebih dulu mencabut semua sanksi dan kembali pada kewajiban yang diatur kesepakatan nuklir itu.

"Pemerintahan Biden yang akan datang masih bisa menyelamatkan kesepakatan nuklir, tapi hanya jika mereka dapat mengumpulkan kemauan politik yang tulus di Washington untuk menunjukkan bahwa Amerika Serikat siap menjadi mitra nyata dalam upaya kolektif," tegas Zarif.

"Pemerintah harus memulai dengan menghapus tanpa syarat, dengan efek penuh, seluruh sanksi yang diberlakukan, yang diterapkan kembali, atau yang diberi label ulang sejak Trump menjabat. Pada gilirannya, Iran akan membalikkan semua langkah yang diambilnya setelah penarikan Trump dari kesepakatan nuklir," cetusnya.

Terakhir, Zarif menambahkan bahwa Iran tidak akan melakukan perundingan lebih lanjut. "Iran mengingatkan kesepakatan nuklir yang telah dibuatnya. Jangan minta Teheran untuk memenuhi tuntutan baru," tandasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads