DPR Amerika Serikat (AS) resmi memakzulkan Donald Trump sebagai Presiden AS. Tercatat, ada 232 anggota DPR AS yang setuju pemakzulan Trump.
Dari 232 anggota itu, ada 10 politikus Partai Republik yang turut menyetujui pemakzulan terhadap Trump. Republik merupakan partai pengusung Trump.
"Saya pikir ini adalah salah satu suara yang melampaui segala jenis implikasi politik saat ini. Ini adalah salah satu hal yang akan Anda bicarakan dan lihat kembali ketika Anda berusia 80 tahun," kata salah satu anggota DPR AS dari Republik, Adam Kinzinger kepada CNN.
Kinzinger merasa damai dengan putusan yang telah dibuatnya. "Saya tahu saya benar-benar damai sekarang," katanya.
Komentar Ketua DPRKetua DPR AS Nancy Pelosi menegaskan bahwa pemakzulan itu menunjukkan tak ada seorang pun yang berada di atas hukum.
"Hari ini dengan cara bipartisan, DPR menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun di atas hukum, bahkan presiden Amerika Serikat sekalipun," kata pejabat tinggi Demokrat itu di Kongres usai menandatangani pemakzulan Trump, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (14/1/2021).
Biden
Sementara itu, Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mendorong Senat AS untuk tetap fokus pada tugas legislasi bahkan saat melanjutkan proses pemakzulan kedua Presiden Donald Trump. Biden berharap Senat AS masih fokus menangani masalah mendesak yang dihadapi AS, terutama pandemi virus Corona (COVID-19).
Seperti dilansir AFP dan CNN, Kamis (14/1/2021), dituturkan Biden bahwa AS saat ini dibebani pandemi Corona dan perekonomian yang merosot.
"Bangsa ini juga masih berada di dalam cengkeraman virus mematikan dan perekonomian yang sedang goyah," ucap Biden dalam pernyataannya.
"Saya berharap pimpinan Senat akan menemukan cara untuk memenuhi tanggung jawab Konstitusional mereka terkait pemakzulan, sambil juga mengerjakan urusan mendesak lainnya di negara ini," cetus Biden.
Lebih lanjut, Biden juga menyatakan dirinya membutuhkan Senat AS untuk segera menyetujui anggota kabinet pilihannya sehingga pemerintahan baru bisa mulai bekerja setelah dia dilantik pada 20 Januari mendatang. Sidang pemakzulan Trump oleh Senat AS baru bisa digelar setelah tanggal pelantikan tersebut.
"Mulai dari konfirmasi hingga jabatan penting seperti Menteri Keamanan Dalam Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Keuangan dan Direktur Intelijen Nasional, hingga menjalankan program vaksin kita sesuai rencana dan membuat perekonomian kita bergerak kembali. Terlalu banyak sesama warga Amerika yang menderita terlalu lama dalam setahun terakhir untuk menunda pekerjaan mendesak ini," tutur Biden.
Meski tidak menyatakan secara tegas posisinya terkait pemakzulan Trump, Biden menegaskan bahwa kekerasan di Gedung Capitol AS dihasut oleh Trump.
"Dilakukan oleh ekstremis politik dan teroris domestik, yang dihasut untuk melakukan kekerasan ini oleh Presiden Trump," tegasnya.
Pesan Trump
Trump pun menyampaikan pesannya. Seperti dilansir CNN, Kamis (14/1/2020), Trump dalam pesan videonya pada Rabu (13/1) waktu setempat menyerukan semuanya tenang di tengah ancaman kerusuhan baru menjelang pelantikan Presiden terpilih AS, Joe Biden, pada 20 Januari mendatang.
Trump juga menegaskan bahwa para perusuh Gedung Capitol AS, pekan lalu, bukanlah pendukungnya 'yang sejati'.
Trump sama sekali tidak mengomentari atau membahas pemakzulan dirinya oleh DPR AS. Video ini dirilis beberapa jam setelah mayoritas anggota DPR AS sepakat memakzulkan Trump dalam voting dengan hasil 232 anggota mendukung dan 197 anggota menolak.
"Kekerasan massa bertentangan dengan semua hal yang saya yakini dan semua hal yang diperjuangkan gerakan kita," ucap Trump dalam videonya, tanpa secara terang-terangan mengakui tanggung jawab atas peristiwa pekan lalu.
"Tidak ada pendukung sejati saya yang bisa mendukung kekerasan politik. Tidak ada pendukung sejati saya yang bisa meremehkan penegakan hukum atau bendera Amerika kita yang hebat. Tidak ada pendukung sejati saya yang bisa mengancam atau melecehkan sesama warga Amerika," cetusnya.
"Jika Anda melakukan salah satu dari hal-hal ini, Anda tidak mendukung gerakan kita -- Anda menyerangnya. Dan Anda menyerang negara kita. Kita tidak bisa mentoleransinya," tegas Trump, merujuk pada para perusuh Gedung Capitol AS yang memakai aksesoris bertuliskan namanya dan mengibarkan bendera MAGA (Make America Great Again) -- slogan ciri khas Trump.
Namun, Trump dikabarkan memilih menyendiri usai dimakzulkan. Seorang penasihat Gedung Putih yang enggan disebut namanya menuturkan bahwa 'semua orang marah pada setiap orang' di dalam Gedung Putih saat ini. Menurutnya, Trump sedang kesal karena harus membela dirinya sendiri.
"Dia dalam kondisi mengasihani diri sendiri," ujar sumber Gedung Putih tersebut, merujuk pada Trump.
Disebutkan sumber itu bahwa pandangan di kalangan orang dekat Trump meyakini 'tindakannya mengarah ke sini, bukan orang lain'.
"Dia menghasut massa untuk menyerbu Gedung Capitol untuk menghentikan pengesahan, dia tidak akan menemukan banyak politikus Republikan yang simpatik," imbuh sumber itu.