Komentar Ketua DPR
Ketua DPR AS Nancy Pelosi menegaskan bahwa pemakzulan itu menunjukkan tak ada seorang pun yang berada di atas hukum.
"Hari ini dengan cara bipartisan, DPR menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun di atas hukum, bahkan presiden Amerika Serikat sekalipun," kata pejabat tinggi Demokrat itu di Kongres usai menandatangani pemakzulan Trump, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (14/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biden
Sementara itu, Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mendorong Senat AS untuk tetap fokus pada tugas legislasi bahkan saat melanjutkan proses pemakzulan kedua Presiden Donald Trump. Biden berharap Senat AS masih fokus menangani masalah mendesak yang dihadapi AS, terutama pandemi virus Corona (COVID-19).
Seperti dilansir AFP dan CNN, Kamis (14/1/2021), dituturkan Biden bahwa AS saat ini dibebani pandemi Corona dan perekonomian yang merosot.
"Bangsa ini juga masih berada di dalam cengkeraman virus mematikan dan perekonomian yang sedang goyah," ucap Biden dalam pernyataannya.
"Saya berharap pimpinan Senat akan menemukan cara untuk memenuhi tanggung jawab Konstitusional mereka terkait pemakzulan, sambil juga mengerjakan urusan mendesak lainnya di negara ini," cetus Biden.
Lebih lanjut, Biden juga menyatakan dirinya membutuhkan Senat AS untuk segera menyetujui anggota kabinet pilihannya sehingga pemerintahan baru bisa mulai bekerja setelah dia dilantik pada 20 Januari mendatang. Sidang pemakzulan Trump oleh Senat AS baru bisa digelar setelah tanggal pelantikan tersebut.
"Mulai dari konfirmasi hingga jabatan penting seperti Menteri Keamanan Dalam Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Keuangan dan Direktur Intelijen Nasional, hingga menjalankan program vaksin kita sesuai rencana dan membuat perekonomian kita bergerak kembali. Terlalu banyak sesama warga Amerika yang menderita terlalu lama dalam setahun terakhir untuk menunda pekerjaan mendesak ini," tutur Biden.
Meski tidak menyatakan secara tegas posisinya terkait pemakzulan Trump, Biden menegaskan bahwa kekerasan di Gedung Capitol AS dihasut oleh Trump.
"Dilakukan oleh ekstremis politik dan teroris domestik, yang dihasut untuk melakukan kekerasan ini oleh Presiden Trump," tegasnya.