Erdogan Bukan yang Pertama
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron pun pernah menjadi kartun majalah itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Los Angeles Times, Rabu (28/10/2020) majalah itu memang dikenal provokatif. Sejumlah pemimpin negara juga pernah jadi objek kartun satire mereka. Tak terkecuali Presiden AS Donald Trump.
Pada edisi November 2016, sampul majalah itu menampilkan kartun Trump yang sedang menyeringai dengan jas hitam, memegangi seorang wanita di antara kedua kakinya dan menjuntai terbalik. "Haruskah kita memberinya tombol nuklir?" bunyi judul di atasnya.
Selanjutnya ada kartun yang menyoroti perdebatan tentang penembakan orang kulit hitam oleh penegak hukum di AS. Kartun itu menunjukkan Presiden AS Barack Obama melarikan diri dari hujan peluru polisi. Judulnya: "Obama: Warga negara biasa sekali lagi."
Tak sampai di situ. Pada tahun 2017, sebagaimana dilansir surat kabar The Local Prancis, Charlie Hebdo juga pernah memajang karikatur Presiden Macron bersama istrinya, Brigitte Macron.
Brigitte Macron telah menjadi subjek pelecehan seksis dan misoginis sejak kampanye kepresidenannya suaminya dimulai. Hal itu dikarenakan dirinya 24 tahun lebih tua dari suaminya. Macron sendiri dianggap misoginis.
Halaman depan majalah itu menunjukkan Macron memegangi perut istrinya yang terlihat hamil.
"Dia akan membuat keajaiban terjadi," bunyi teks yang menyertai, dalam gambar yang juga telah ditambahkan sebagai gambar profil Facebook Charlie Hebdo.
(rdp/rdp)