Seorang mantan pejabat China yang sebelumnya menjabat direktur perusahaan real estate milik negara dan terang-terangan mengkritik Presiden Xi Jinping terkait cara penanganan pandemi virus Corona (COVID-19) divonis 18 tahun penjara. Mantan pejabat ini dinyatakan bersalah atas sejumlah dakwaan korupsi.
Seperti dilansir Associated Press, Selasa (22/9/2020), Ren Zhiqiang (69) yang mencuat karena membahas soal sensor dan topik sensitif lainnya, menghilang dari publik sejak Maret lalu setelah mempublikasikan esai online yang menuduh Presiden Xi salah menangani pandemi Corona.
Xi yang memimpin Partai Komunis China sejak tahun 2012, telah menekan kritikan, memperketat sensor dan menindak organisasi tidak resmi. Puluhan wartawan, aktivis buruh dan aktivis HAM dan yang lain dijebloskan ke penjara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengadilan setempat mengumumkan pada Selasa (22/9) waktu setempat, bahwa Ren dinyatakan bersalah atas dakwaan korupsi, penyuapan, penggelapan dana publik dan penyalahgunaan wewenang. Disebutkan juga bahwa Ren tidak mengajukan banding atas vonis tersebut.
Dalam komentar yang beredar di media sosial, Ren melontarkan kritikan terhadap video conference yang digelar 23 Februari dengan 170 ribu pejabat pada awal-awal pandemi Corona saat Xi mengumumkan perintah untuk menghadapi Corona.
Ren saat itu tidak menyebut langsung nama Xi, namun dia menyatakan: "Berdiri di sana bukan seorang kaisar yang memamerkan pakaian barunya tapi seorang badut yang menanggalkan pakaiannya dan bersikeras menjadi seorang kaisar."
Ren mengkritik propaganda yang menggambarkan Xi dan para pemimpin lainnya sebagai penyelamat China dari penyakit tanpa menyebut dari mana awalnya dan soal adanya dugaan kesalahan termasuk menekan informasi pada awal-awal pandemi Corona.
"Orang-orang tidak melihat ada kritikan dalam konferensi. Konferensi itu tidak menyelidiki dan mengungkapkan kebenaran. Tidak ada yang mengkaji atau mengambil tanggung jawab. Tapi mereka mencoba menutupi kebenaran dengan segala macam pencapaian besar," tulis Ren dalam salinan esainya yang dipublikasikan China Digital Times, sebuah situs di California, Amerika Serikat (AS).
Diketahui bahwa Ren sempat memiliki karier militer sebelumnya dan orangtuanya merupakan mantan pejabat tinggi pada Partai Komunis China. Beberapa pihak menyebutnya pangeran -- sebutan untuk keturunan pendiri pemerintahan komunis China, kelompok yang menyertakan Xi. Dia tampaknya telah melewati batas politik dengan mengkritik kepemimpinan Xi.
Simak video 'China Nyatakan Kemenangan atas Epidemi Covid-19':