Kritik Xi Jinping Soal Penanganan Corona, Eks Pejabat China Dibui 18 Tahun

Kritik Xi Jinping Soal Penanganan Corona, Eks Pejabat China Dibui 18 Tahun

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 22 Sep 2020 14:43 WIB
Chinese President Xi Jinping speaks during an event to honor some of those involved in Chinas fight against COVID-19 at the Great Hall of the People in Beijing, Tuesday, Sept. 8, 2020. Chinese leader Xi Jinping is praising Chinas role in battling the global coronavirus pandemic and expressing support for the U.N.s World Health Organization, in a repudiation of U.S. criticism and a bid to rally domestic support for Communist Party leadership. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Xi Jinping (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Beijing -

Seorang mantan pejabat China yang sebelumnya menjabat direktur perusahaan real estate milik negara dan terang-terangan mengkritik Presiden Xi Jinping terkait cara penanganan pandemi virus Corona (COVID-19) divonis 18 tahun penjara. Mantan pejabat ini dinyatakan bersalah atas sejumlah dakwaan korupsi.

Seperti dilansir Associated Press, Selasa (22/9/2020), Ren Zhiqiang (69) yang mencuat karena membahas soal sensor dan topik sensitif lainnya, menghilang dari publik sejak Maret lalu setelah mempublikasikan esai online yang menuduh Presiden Xi salah menangani pandemi Corona.

Xi yang memimpin Partai Komunis China sejak tahun 2012, telah menekan kritikan, memperketat sensor dan menindak organisasi tidak resmi. Puluhan wartawan, aktivis buruh dan aktivis HAM dan yang lain dijebloskan ke penjara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengadilan setempat mengumumkan pada Selasa (22/9) waktu setempat, bahwa Ren dinyatakan bersalah atas dakwaan korupsi, penyuapan, penggelapan dana publik dan penyalahgunaan wewenang. Disebutkan juga bahwa Ren tidak mengajukan banding atas vonis tersebut.

Dalam komentar yang beredar di media sosial, Ren melontarkan kritikan terhadap video conference yang digelar 23 Februari dengan 170 ribu pejabat pada awal-awal pandemi Corona saat Xi mengumumkan perintah untuk menghadapi Corona.

ADVERTISEMENT

Ren saat itu tidak menyebut langsung nama Xi, namun dia menyatakan: "Berdiri di sana bukan seorang kaisar yang memamerkan pakaian barunya tapi seorang badut yang menanggalkan pakaiannya dan bersikeras menjadi seorang kaisar."

Ren mengkritik propaganda yang menggambarkan Xi dan para pemimpin lainnya sebagai penyelamat China dari penyakit tanpa menyebut dari mana awalnya dan soal adanya dugaan kesalahan termasuk menekan informasi pada awal-awal pandemi Corona.

"Orang-orang tidak melihat ada kritikan dalam konferensi. Konferensi itu tidak menyelidiki dan mengungkapkan kebenaran. Tidak ada yang mengkaji atau mengambil tanggung jawab. Tapi mereka mencoba menutupi kebenaran dengan segala macam pencapaian besar," tulis Ren dalam salinan esainya yang dipublikasikan China Digital Times, sebuah situs di California, Amerika Serikat (AS).

Diketahui bahwa Ren sempat memiliki karier militer sebelumnya dan orangtuanya merupakan mantan pejabat tinggi pada Partai Komunis China. Beberapa pihak menyebutnya pangeran -- sebutan untuk keturunan pendiri pemerintahan komunis China, kelompok yang menyertakan Xi. Dia tampaknya telah melewati batas politik dengan mengkritik kepemimpinan Xi.

Simak video 'China Nyatakan Kemenangan atas Epidemi Covid-19':

[Gambas:Video 20detik]



(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads