Turki mengumumkan pada hari Senin (24/8) bahwa eksplorasi dengan kapal penelitian Oruc Reis di perairan yang diperdebatkan, akan diperpanjang selama empat hari hingga 27 Agustus. Hal itu tampaknya telah mendorong Yunani, yang menganggap eksplorasi itu melanggar hukum, untuk melakukan latihan Angkatan Laut.
"Yunani menanggapi dengan tenang dan dengan kesiapan baik pada tingkat diplomatik dan operasional. Dan dengan kepercayaan nasional, melakukan segala yang diperlukan untuk mempertahankan hak kedaulatannya," kata juru bicara pemerintah Yunani Stelios Petsas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Turki menanggapi dengan cara yang sama kuatnya. "Turki tidak akan mundur sedikit pun dari aktivitas Oruc Reis atau elemen Angkatan Laut kami yang mengawalnya," ujar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Untuk diketahui, Yunani menandatangani kesepakatan perbatasan maritim dengan Mesir bulan ini untuk mendeklarasikan zona ekonomi eksklusif, tetapi kesepakatan itu bertentangan dengan yang ditandatangani oleh Turki dan pemerintah Libya yang diakui PBB di Tripoli.
Masalah ini berlanjut, pejabat Yunani mengatakan pada hari Jumat (21/8) bahwa Uni Emirat Arab (UEA) akan mengirim jet tempur F-16 ke Kreta untuk pelatihan bersama minggu ini.
Hubungan antara Turki dan Yunani telah memburuk beberapa kali dalam beberapa dekade terakhir terkait perselisihan atas pulau-pulau di Laut Aegea. Pada tiga kesempatan, ketegangan sempat meningkat mendekati titik konflik.
(rdp/ita)