.webp)
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi memberikan "kebebasan operasional" kepada pasukan militernya untuk merespons serangan mematikan di Kashmir, yang menurut New Delhi didukung oleh musuh bebuyutannya, Pakistan.
Sepekan setelah serangan paling mematikan terhadap warga sipil di Kashmir yang menjadi sengketa selama bertahun-tahun, Modi pada Selasa (29/4) menggelar rapat tertutup dengan jajaran pemimpin militer dan keamanan India.
Dalam rapat itu, menurut sumber senior dalam pemerintahan New Delhi, seperti dilansir AFP, Rabu (30/4/2025), Modi memberikan "kebebasan operasional penuh untuk memutuskan cara, target, dan waktu untuk respons kita terhadap serangan teror itu".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkembangan situasi ini terjadi saat negara-negara di seluruh dunia, mulai dari China hingga Amerika Serikat (AS), menyatakan kekhawatiran mendalam atas semakin meningkatnya ketegangan antara Pakistan dan India, yang sama-sama memiliki senjata nuklir. Kedua negara itu didesak untuk menahan diri.
Militer India pada Selasa (29/4) mengatakan tentaranya telah berulang kali terlibat baku tembak dengan pasukan militer Pakistan di sepanjang Garis Kontrol (LoC), perbatasan de-facto di perbatasan Kashmir yang dijaga ketat.
Disebutkan militer India bahwa "tentara Pakistan menggunakan senjata ringan tanpa alasan untuk menembaki melintasi Garis Kontrol" pada malam hari mulai dari Senin (28/4) hingga Selasa (29/4), yang merupakan malam kelima berturut-turut berlangsungnya baku tembak di area itu.
Menurut militer New Delhi, pasukannya telah "merespons provokasi itu dengan cara yang terukur dan efektif". Tidak ada laporan tentang korban jiwa.
Simak juga Video: Menteri Pakistan Sebut India Bakal Serang Negaranya!
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
