Lebanon mencatat lebih dari 5.000 kasus Corona yang dikonfirmasi dan 65 kematian yang dilaporkan. Pada hari Selasa dan Rabu, para pejabat mengonfirmasi 355 kasus baru, perwakilan negara WHO di Lebanon, Iman Shankiti, mengatakan kepada The Post. Sebelum ledakan pada Selasa, Lebanon juga melaporkan tiga kematian selama sehari terakhir, termasuk perawat pertama di negara itu yang meninggal karena virus Corona.
Beberapa jam sebelum ledakan, Abiad menulis di akun Twitternya bahwa Rumah Sakit Universitas Rafik Hariri memiliki 19 pasien perawatan kritis sementara kapasitas hanya untuk 23 orang. Ada 55 dari 80 tempat tidur juga diisi dengan pasien yang dikonfirmasi atau dicurigai terkena virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini korban massal akibat ledakan di Beirut dan rumah sakit yang dilanda bencana juga perlu diperhitungkan. "St Rumah Sakit Georges, di garis depan melawan COVID-19, dalam pengujian dan manajemen, rusak dan semua pasien harus dievakuasi," cuit Abiad.
Hingga Kamis, di seluruh Lebanon ada 40 pasien COVID-19 di unit perawatan intensif dan 125 pasien di tempat tidur biasa di rumah sakit yang dikelola pemerintah.
(rdp/rdp)