China meluncurkan misi perjalanan ke Mars pada hari Kamis (23/7/2020). Peluncuran ini bertepatan dengan misi AS yang sama, ketika kedua negara saling bersaing ke ruang angkasa.
Seperti dilansir AFP, Kamis (23/7) kedua negara mengambil keuntungan dari periode ketika Bumi dan Mars disejajarkan dengan baik untuk perjalanan singkat. Pesawat ruang angkasa AS akan lepas landas pada 30 Juli.
Misi perjalanan China ini bernama Tianwen-1 ("Pertanyaan ke Surga") - sebuah penggalan puisi klasik tentang kosmos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (23/7/2020):
- AS Perintahkan Tutup Konsulat di Houston, China: Itu Sangat Salah!
China memberikan reaksi keras terhadap perintah Amerika Serikat (AS) untuk menutup segera Konsulat China di Houston, Texas. China menyerukan agar AS menunjukkan bukti soal tuduhan atas kesalahan China yang mendasari perintah penutupan itu.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (23/7/2020), Konsul Jenderal China di Houston, Cai Wei, menyebut perintah penutupan itu 'sangat salah' dan 'sangat merusak' hubungan kedua negara.
"Saya pikir China dan Amerika Serikat adalah negara-negara yang penting dan kita harus berteman. Tidak terbayangkan bagi saya untuk melihat perang panas-dingin antara kedua negara besar seperti itu. Ini bencana bagi kedua bangsa dan juga bencana bagi seluruh dunia," ucap Cai kepada televisi lokal KTRK-TV.
- China Siap Luncurkan Misi ke Mars, Waktunya Berdekatan dengan AS
China akan segera meluncurkan misi ke Mars pada pekan ini. Peluncuran ini berdekatan dengan misi baru Amerika Serikat (AS) ke Mars yang akan diluncurkan pekan depan.
Seperti dilansir AFP, Kamis (23/7/2020), China dan AS sama-sama memanfaatkan periode waktu saat Bumi dan Mars berada dalam jarak terdekat untuk meluncurkan kendaraan luar angkasa mereka. Misi China ke Mars akan diluncurkan pada Sabtu (25/7) nanti dan AS pada 30 Juli mendatang.
Selain kedua negara itu, Uni Emirat Arab telah terlebih dulu meluncurkan misi ke Mars pada awal pekan ini. Namun kompetisi sengit yang akan dipantau terjadi antara AS dan China, yang berupaya keras untuk menyamai supremasi AS di luar angkasa.
- Rekor! Hampir 68 Ribu Orang Positif Corona di Brasil dalam Sehari
Brasil mencatat rekor jumlah kasus harian infeksi virus Corona pada Rabu (22/7) waktu setempat, dengan hampir 68.000 kasus. Pertanda bahwa COVID-19 masih jauh dari terkendali di negara yang terpukul parah akibat pandemi Corona itu.
Kementerian Kesehatan menyatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (23/7/2020), sebanyak 67.860 kasus baru infeksi Corona dan 1.284 kematian telah dilaporkan dalam waktu 24 jam terakhir di Brasil, yang mengalami wabah Corona terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Negara Amerika Selatan yang terdiri dari 212 juta orang ini, telah mencatat 2,2 juta kasus infeksi dan 82.771 kematian akibat Corona sejak mengkonfirmasikan kasus pertamanya lima bulan lalu.
- China Luncurkan Misi ke Mars, Para Insinyur dan Karyawan Bersorak
China meluncurkan misi perjalanan ke Mars pada hari Kamis (23/7/2020). Peluncuran ini bertepatan dengan misi AS yang sama, ketika kedua negara saling bersaing ke ruang angkasa.
Seperti dilansir AFP, Kamis (23/7) kedua negara mengambil keuntungan dari periode ketika Bumi dan Mars disejajarkan dengan baik untuk perjalanan singkat. Pesawat ruang angkasa AS akan lepas landas pada 30 Juli.
Misi perjalanan China ini bernama Tianwen-1 ("Pertanyaan ke Surga") - sebuah penggalan puisi klasik tentang kosmos.
- Didakwa Penipuan Visa, Peneliti China Sembunyi di Konsulat San Francisco
Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS) atau FBI meyakini bahwa seorang peneliti China yang terjerat kasus penipuan telah bersembunyi di dalam Konsulat China di San Francisco selama sebulan ini. Peneliti China ini dituduh melakukan penipuan visa dengan menyembunyikan afiliasinya dengan militer China.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (23/7/2020), dokumen pengadilan distrik AS di San Francisco menyebutkan bahwa peneliti China bernama Juan Tang itu secara keliru mengklaim pada permohonan visanya bahwa dirinya tidak mengabdi pada militer China. Dia disebut bekerja di Universitas California di Davis, California.
Para penyidik menemukan foto-foto Tang dengan seragam militer China dan mendapati bahwa dia pernah bekerja sebagai peneliti di Universitas Medis Militer Angkatan Udara China.