Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dalam pidato pelantikannya, bersumpah untuk "menancapkan" bendera nasional AS di planet Mars. Namun Trump sama sekali tidak menyinggung soal misi Badan Antariksa AS atau NASA untuk kembali menjelajah Bulan.
Pada masa jabatan pertamanya beberapa tahun lalu, seperti dilansir AFP, Selasa (21/1/2025), Trump meluncurkan program Artemis untuk kembalinya para astronaut ke Bulan sebagai batu loncatan menuju ke Mars yang dijuluki Planet Merah.
Pernyataan terbaru Trump memunculkan spekulasi terbaru mengenai strategi luar angkasanya pada masa jabatan kedua dan memicu keraguan soal apakah Trump masih menganggap penting misi kembali ke Bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan mengejar takdir nyata kita ke bintang-bintang, meluncurkan para astronaut Amerika untuk menancapkan Stars and Stripes (sebutan untuk bendera AS-red) di planet Mars," ucap Trump dalam pidato pelantikannya di Gedung Capitol, Washington DC, pada Senin (20/1) waktu setempat.
Pernyataan itu dinilai tidak memadamkan gagasan bahwa Trump akan mengabaikan misi kembali ke Bulan.
Trump sepertinya memiliki keinginan yang sama dengan sekutu dekatnya, Elon Musk, yang juga CEO SpaceX yang memiliki cita-cita untuk menjelajah dan mengkolonisasi Mars dengan bantuan prototipe roketnya, Starship.
Musk me-retweet klip dirinya yang mengacungkan dua jempol sembari tersenyum lebar dan bertepuk tangan keras saat Trump melontarkan pernyataan soal misi ke Mars dalam pidato pelantikannya.
"Kita akan langsung menuju Mars. Bulan adalah pengalih perhatian," tulis Musk dalam pernyataan via media sosial X awal bulan ini.
Lihat Video: Dua Jempol Elon Musk untuk Rencana Trump Kirim Astronaut AS ke Mars
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pergeseran seperti ini dinilai akan berdampak besar bagi program yang diperkirakan menelan biaya lebih dari US$ 90 miliar (Rp 1.471 triliun).
Hal tersebut juga kemungkinan akan ditentang keras oleh Kongres AS, di mana baik Partai Republik dan Partai Demokrat memiliki kepentingan untuk mempertahankan lapangan pekerjaan di daerah pemilihan mereka yang terkait dengan misi penjelajahan Bulan.
Sebagian besar misi itu terkait dengan Space Launch System (SLS), roket berat milik NASA dengan kontraktor dan pemasok yang tersebar di seluruh AS.
Sementara itu, China telah menargetkan pendaratan di kutub selatan Bulan tahun 2030 mendatang, langkah yang kemungkinan besar tidak akan dibiarkan begitu saja oleh AS.
Lihat Video: Dua Jempol Elon Musk untuk Rencana Trump Kirim Astronaut AS ke Mars