Pemerintah Turki telah mengubah status Hagia Sophia menjadi masjid pada Jumat (10/7). Keputusan Turki ini memicu kekecewaan. Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memastikan Hagia Sophia akan tetap terbuka untuk publik.
Seperti dilansir dari AFP, Senin (13/6/2020), pengadilan tinggi Turki memutuskan pada hari Jumat (10/7) waktu setempat, bahwa konversi Hagia Sophia menjadi museum pada 1934 adalah melanggar hukum. Keputusan itu membatalkan keputusan kabinet Turki tahun 1934 dan memutuskan Hagia Sophia harus dibuka kembali untuk ibadah muslim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangunan yang awalnya katedral dan berubah jadi masjid ini pun dicantumkan sebagai situs warisan dunia UNESCO sebagai 'Area Bersejarah Istanbul'.
"Prasasti ini memerlukan sejumlah komitmen dan kewajiban hukum," kata juru bicara UNESCO kepada AFP.
UNESCO mengungkapkan bahwa tak ada komunikasi atau pemberitahuan apapun dari pemerintah Turki terkait dengan peresmian Hagia Sophia menjadi sebuah masjid. UNESCO memperingatkan bahwa penetapan Hagia Sophia sebagai masjid berisiko merusak sifat universal bangunan tersebut sebagai tempat terbuka bagi semua peradaban, sebagai sebuah museum. Hal ini menjadi salah satu aspek inti dari sebuah situs warisan dunia.
"Kami menyerukan pihak berwenang Turki untuk memulai dialog sebelum keputusan diambil dapat merusak nilai universal situs," ungkap UNESCO.
Menurut UNESCO, pihaknya pun telah menyampaikan protesnya secara resmi kepada duta besar Turki untuk UNESCO.
Sementara itu, Uni Eropa dan Turki memiliki pandangan yang berseberangan atas keputusan mengubah status Hagia Sophia, dari museum menjadi masjid, kata pejabat tinggi kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell pada Senin (13/07).
Para menteri luar negeri dari 27 negara anggota UE mengatakan bahwa mereka "mengutuk keputusan untuk mengubah monumen simbolik seperti Hagia Sophia," kata Borrell.
"Keputusan ini pasti akan memicu ketidakpercayaan, mempromosikan perpecahan baru antara komunitas agama dan merusak upaya kita dalam dialog dan kerja sama," katanya setelah pertemuan tatap muka pertama para menteri luar negeri Uni Eropa dalam beberapa bulan di masa pandemi COVID-19.
Borrell menambahkan ada "dukungan luas untuk menyerukan pihak berwenang Turki untuk segera mempertimbangkan dan membalikkan keputusan ini."
Sementara itu, pemimpin Katolik Vatikan, Paus Fransiskus mengaku sangat tertekan atas keputusan ini.
"Pikiran saya tertuju ke Istanbul. Saya memikirkan Hagia Sophia. Saya sangat tertekan," kata Puas di Vatikan terkait keputusan Turki yang memicu kritik internasional itu, seperti dilansir AFP, Minggu (12/7/2020).
Hal senada juga disampaikan oleh Rusia. Dalam situs Kementerian Luar Negeri Rusia, juru bicara Maria Zakharova mengatakan Moskow "mencatat dengan menyesalkan" keputusan Turki mengenai situs Warisan Dunia UNESCO itu.
Komentar Zakharova muncul setelah Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Vershinin mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia memandang langkah itu sebagai "urusan dalam negeri Turki di mana kami dan orang lain tidak boleh ikut campur."
Zakharova mengatakan bahwa sebagai museum, "tempat suci bagi semua agama Kristen" itu telah menjadi "simbol perdamaian dan persatuan antaragama."
Kendati demikian, perubahan fungsi dari museum menjadi sebuah masjid ternyata tak menghalangi wisatawan untuk datang. Presiden Erdogan juga menggratiskan tiket masuk untuk wisatawan.
"Karena statusnya museum diubah, kami menghapus biaya masuk," kata Erdogan.
Erdogan juga menegaskan Hagia Sophia terbuka untuk seluruh turis, baik muslim maupun nonmuslim. Semua wisatawan diizinkan untuk mengunjungi bangunan yang semua adalah sebuah gereja untuk umat Kristen Ortodoks Yunani di Konstantinopel, yang kini bernama Istanbul itu, seperti mereka bisa mengunjungi Masjid Biru di Turki.
"Seperti semua masjid kita, pintunya akan terbuka untuk semua orang. Sebagai warisan dunia, Hagia Sophia dengan status barunya akan terus merangkul semua orang dengan cara yang lebih tulus," dia menambahkan.
Erdogan menegaskan bahwa keputusan Hagia Sophia menjadi sebuah masjid adalah kedaulatan Turki. Tapi, dia menghormati setiap pendapat yang disuarakan.
"Kamu akan memperlakukan setiap pendapat yang disuarakan di panggung internasional dengan rasa hormat. Tetapi, cara Hagoa Sophia akan digunakan, berada di bawah hak-hak kedaulatan Turki. Kami menganggap setiap langkah yang melampaui dalam menyuarakan pendapat merupakan pelanggaran kedaulatan kami," kata Erdogan.
Juru bicara kepresidenan Turki, mengatakan kepada kantor berita Anadolu di negara itu, bahwa Hagia Sophia akan terus berperan dalam warisan dunia.
"Membuka Hagia Sophia untuk beribadah tidak mencegah turis lokal atau asing mengunjungi situs ini" kata Kalin.
"Jadi, kerugian dari warisan dunia tidak dipertanyakan," tambahnya. Kalin menambahkan bahwa Turki akan melestarikan ikon Kristen dalam bangunan ini.