Atas hal itu, China menegaskan bahwa latihan militer digelar di perairan yang menjadi kedaulatannya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menegaskan bahwa latihan militer itu dilakukan di dalam ruang lingkup kedaulatan China.
"Kepulauan Xisha adalah wilayah tak terpisahkan dari China. Latihan militer China di lautan dekat Kepulauan Xisha berada dalam kedaulatan kami dan tidak dapat ditegur," kata Zhao.
Tidak lama setelah itu, Angkatan Laut AS atau US Navy mengirimkan dua kapal induk dan beberapa kapal perang ke perairan Laut China Selatan. Lokasi US Navy latihan militer tidak di sekitar Kepulauan Paracel.
"USS Nimitz dan USS Ronald Reagan Carrier Strike Groups sedang melakukan operasi dua kapal induk di Laut Filipina dan Laut China Selatan," ujar juru bicara Armada Ketujuh Angkatan Laut AS, Letnan Joe Jeiley, seperti dilansir CNN, Sabtu (4/7).
Jeiley mengatakan bahwa pengerahan dua kapal induk ini tidak berkait dengan situasi terkini. Latihan militer yang diikuti dua kapal induk AS itu sudah direncanakan sejak lama.
"Kehadiran dua kapal induk ini tidak untuk merespons setiap peristiwa politik atau peristiwa dunia apapun. Kemampuan terdepan ini adalah salah satu dari banyak cara dari Angkatan Laut AS memajukan keamanan, stabilitas dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik," ucap Jeiley.
(dkp/azr)