AS Ingatkan China Soal Langkah 'Berbahaya' di Laut China Selatan

AS Ingatkan China Soal Langkah 'Berbahaya' di Laut China Selatan

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 10 Sep 2024 14:41 WIB
FILE - In this Sept. 25, 2015, file photo, a military honor guard await the arrival of Chinese President Xi Jinping for a state arrival ceremony at the White House in Washington. China on Tuesday, Dec. 8, 2020, lashed out at the U.S. over new sanctions against Chinese officials and the sale of more military equipment to Taiwan. (AP Photo/Andrew Harnik, File)
Ilustrasi -- Bendera AS dan China dikibarkan saat Presiden Xi Jinping berkunjung ke Gedung Putih tahun 2015 lalu (dok. AP Photo/Andrew Harnik, File)
Washington DC -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan China soal langkah-langkah "berbahaya" yang dilakukan Beijing di Laut China Selatan. Washington menyerukan Beijing untuk mempertimbangkan kembali penggunaan "taktik berbahaya" yang berpotensi memicu eskalasi di perairan strategis yang menjadi sengketa banyak negara itu.

Seperti dilansir AFP, Selasa (10/9/2024), peringatan itu disampaikan dalam pembicaraan pertama via video call, pekan ini, antara para pejabat militer AS dan China guna membahas isu-isu yang menjadi kepentingan kedua negara.

Pembicaraan tersebut digelar saat Washington dan Beijing masih berselisih mengenai berbagai isu, mulai dari perdagangan hingga status pemerintahan mandiri Taiwan dan pendekatan China yang semakin tegas di wilayah maritim yang dipersengketakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun kedua negara telah berupaya untuk menggelar kembali pembicaraan rutin antara militer mereka dalam upaya mencegah perselisihan yang menjadi titik konflik semakin tidak terkendali.

Komandan Komando Indo-Pasifik AS Samuel Paparo dan Kepala Komando Zona Selatan Militer China Wu Yanan melakukan pembicaraan via video call pada Selasa (10/9) waktu China.

ADVERTISEMENT

Dalam pembicaraan itu, menurut pernyataan dari Komando Indo-Pasifik AS, Paparo "menggarisbawahi pentingnya jalur komunikasi berkelanjutan antara militer AS dan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat-nama resmi militer China-red)".

"Diskusi seperti itu antara para pemimpin senior berfungsi untuk memperjelas niat dan mengurangi risiko kesalahan persepsi atau kesalahan perhitungan," ucap Paparo kepada Wu dalam video call tersebut.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Namun, menurut Komando Indo-Pasifik AS, Paparo juga membahas isu soal "interaksi tidak aman dengan sekutu-sekutu AS" yang dilakukan oleh China beberapa waktu terakhir.

"(Paparo) Mendesak PLA (militer China-red) untuk mempertimbangkan kembali penggunaan taktik berbahaya, koersif dan berpotensi meningkatkan eskalasi di Laut China Selatan dan sekitarnya," sebut pernyataan dari Komando Indo-Pasifik AS tersebut.

Komando Zona Selatan China yang dipimpin Wu bertanggung jawab atas aktivitas militer Beijing di perairan Laut China Selatan, yang menjadi lokasi kapal-kapal China terlibat rentetan konfrontasi tingkat tinggi dengan kapal-kapal Filipina dalam beberapa bulan terakhir.

China mengklaim hampir seluruh wilayah perairan Laut China Selatan, yang penting secara ekonomi meskipun terdapat klaim tandingan dari negara-negara lainnya dan terdapat putusan pengadilan internasional yang menetapkan klaim Beijing atas perairan strategis itu tidak memiliki dasar hukum.

Bulan ini, China bersikeras menegaskan pihaknya membela "hak-hak" mereka di perairan tersebut, setelah Filipina merilis rekaman video yang menunjukkan kapal penjaga pantai Beijing menabrak salah satu kapal milik Manila dalam konfrontasi di lautan.

Otoritas China dalam pernyataannya membahas pembicaraan terbaru dengan AS, mengatakan bahwa Wu telah melakukan "pertukaran pandangan yang mendalam" dengan mitranya dari Washington. Menurut Beijing, kedua pejabat itu membahas "masalah-masalah yang menjadi perhatian bersama".

Pembicaraan video call itu merupakan yang pertama antara kedua negara sejak China membatalkan komunikasi militer dengan AS tahun 2022 sebagai respons keras atas kunjungan Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi, ke Taiwan. Kunjungan itu menuai amarah Beijing.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads