Menanggapi aksi protes itu, Whitmer malah menyebutnya lebih mirip 'kampanye politik'. "Tidak apa-apa untuk marah. Jika itu membuat Anda merasa lebih baik untuk mengarahkannya kepada saya, itu tidak apa-apa," ucap gubernur wanita yang namanya mencuat sebagai kandidat wakil presiden untuk Joe Biden, bakal calon presiden Partai Demokrat.
"Saya punya kulit tebal, dan saya akan selalu membela hak Anda untuk bebas berbicara," imbuh Whitmer dalam wawancara dengan CNN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Whitmer menyatakan dirinya memahami bahwa 'orang-orang mulai menjadi sedikit gila tetap di rumah, khawatir soal pekerjaan, khawatir soal membayar tagihan, khawatir soal bisnis mereka'.
"Sebagian kecil dari negara bagian ini melakukan protes, dan itu hak mereka. Hal yang menyedihkan adalah semakin mereka keluar dan berkeliaran, semakin besar kemungkinan mereka untuk menyebarkan COVID-19," ujarnya.
Terlepas dari adanya protes, cara Gubernur Whitmer menangani pandemi virus Corona di wilayahnya secara umum menuai respons positif. Polling terbaru menunjukkan 71 persen pemilih di Michigan, yang pada pilpres 2016 memilih Trump, merasa puas dengan pekerjaan yang dilakukan Whitmer.
Aksi protes serupa juga digelar di negara bagian Virginia, North Carolina, Kentucky dan Ohio. Namun jumlah demonstran tidaklah sebanyak di Michigan.
(nvc/ita)