Secara terpisah, Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan tidak ada indikasi sebuah objek jatuh di wilayah perairannya atau di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE). "Peluncuran balistik dan rudal lainnya oleh Korea Utara merupakan masalah serius," tegas Kementerian Pertahanan Jepang.
Aktivitas terbaru rudal balistik Korut ini terjadi saat rezim komunis itu sedang berjuang mencegah penyebaran virus corona. Dilaporkan beberapa waktu lalu, oleh kantor berita Korsel, Yonhap News Agency, bahwa otoritas Korut mengkarantina 380 warga negara asing (WNA) sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan Yonhap dalam laporannya bahwa Korut mengintensifkan isolasi, pemantauan medis dan langkah-langkah pengujian terhadap orang-orang yang baru datang dari perjalanan ke luar negeri, serta terhadap orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan orang-orang itu.
Sejauh ini belum ada laporan resmi virus corona dari Korut. Namun dilaporkan bahwa Korut menutup perbatasannya dengan China, pusat wabah ini, dan memberlakukan masa karantina selama 30 hari bagi siapa saja yang diduga terinfeksi virus corona.
"Maret adalah musim uji coba rudal yang cukup diandalkan bagi Korea Utara. Tampaknya Covid-19 tidak mengubah hal itu," sebut peneliti senior pada Federation of American Scientists, Ankit Panda, dalam analisisnya.
(nvc/jbr)