Dilansir AFP, Selasa (24/12/2019), keputusan pembebasan dua ajudan Pangeran MBS itu memicu kecaman internasional.
Total ada 11 orang yang didakwa dalam kasus tersebut, kebanyakan nama mereka tidak diketahui. Lima di antara 11 orang tersebut divonis mati, 3 dari 11 orang di antaranya divonis hukuman penjara 24 tahun, dan 3 orang sisanya dibebaskan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak pemerintah Saudi yang berbasis di Riyadh menyebut pembunuhan Khashoggi adalah operasi yang kasar. Namun, utusan khusus CIA dan PBB mengaitkan Pangeran MBS ke pembunuhan itu. Namun Pangeran MBS menampik dengan tegas.
Ajudan tertinggi Pangeran Arab Saudi Muhammad bin Salman bernama Saudi al-Qahtani adalah salah satu yang dibebaskan dari tuntutan. Selain al-Qahtani, wakil kepala intelijen Ahmed al-Assiri juga bebas dari tuntutan.
Jaksa penuntut mengatakan wakil kepala intelijen Ahmed al-Assiri mengawasi pembunuhan Khashoggi. Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) menyatakan Saud al-Qahtani adalah "bagian dari perencanaan dan eksekusi" dari operasi pembunuhan Khashoggi.
Qahtani telah diinvestigasi namun tidak didakwa karena kekurangan alat bukti yang cukup. Ahmad al-Assiri juga dituntut, namun akhirnya dibebaskan karena alasan yang sama.
Qahtani adalah sosok yang memimpin kampanye media sosial melawan kritik terhadap Kerajaan Saudi. Dia tidak menampakkan diri di depan publik usai kasus pembunuhan itu memunculkan spekulasi keterlibatannya.
Baik al-Qahtani maupun al-Assiri adalah orang dekat Pangeran MBS. Mereka adalah 'orang dalam' Istana.
Departemen Luar Negeri AS menyambut baik keputusan itu seraya menyebutnya sebagai langkah penting terhadap yang bertanggung jawab terhadap kejahatan mengerikan itu. Namun AS mendesak Saudi agar lebih terbuka.
"Kami menekan mereka (Arab Saudi) untuk lebih transparan dan meminta semua orang bertanggung jawab," kata pejabat AS.
Pelapor khusus ekstra-yudisial dari PBB, Agnes Callamard, menyebut vonis kasus Khashoggi itu sebagai penghinaan.
"Garis bawahi: para pembunuh bayaran bersalah, dihukum mati. Namun otak pembunuhan bukan cuma bebas pergi, mereka bahkan hampir tidak tersentuh investigasi dan peradilan," kata Agnes Callamard.
Baca juga: Raja Salman Bertemu Direktur CIA, Bahas Apa? |
Kelompok pemerhati hak asasi manusia Turki mencibir persidangan kasus pembunuhan Khashoggi tersebut sebagai parodi keadilan. Saudi dinilai hanya ingin mengembalikan citra internasional sebelum penyelenggaraan G20 di Riyadh, tahun depan.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini